Suara.com - Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump dan pasangan Duke dan Duchess of Sussex, Pangeran Harry serta Meghan Markle, memiliki hubungan yang penuh ketegangan sejak lama. Meskipun Trump dikenal sangat memuji mendiang Ratu Elizabeth II serta keluarga kerajaan Inggris lainnya, ia kerap menyuarakan pandangannya yang keras terhadap pasangan Sussex, terutama setelah mereka memutuskan untuk meninggalkan peran mereka dalam keluarga kerajaan pada tahun 2020.
Ketegangan pertama kali muncul pada tahun 2016, ketika Meghan, yang saat itu masih seorang aktris, mengkritik Trump yang sedang berkompetisi dalam pemilihan presiden melawan Hillary Clinton. Dalam sebuah wawancara di acara The Nightly Show dengan Larry Wilmore, Meghan menyebut Trump sebagai sosok yang "provokatif dan misoginis", serta menjelaskan bahwa ia tidak ingin dunia dipimpin oleh orang seperti Trump.
Pada tahun 2019, saat Trump melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris, Meghan yang baru saja melahirkan putranya, Archie, memutuskan untuk tidak hadir dalam acara-acara yang terkait dengan kunjungan tersebut. Trump, yang saat itu dimintai komentar oleh Piers Morgan, menyebut Meghan "sangat baik" dan memuji Harry sebagai "pria yang luar biasa", meskipun pujian tersebut tidak bertahan lama.
Setelah pasangan Sussex memutuskan untuk meninggalkan Inggris dan pindah ke Amerika Serikat pada awal 2020, Trump menyatakan bahwa pemerintah AS tidak akan membayar biaya keamanan mereka. Ia menegaskan melalui Twitter bahwa pasangan tersebut harus membayar sendiri perlindungan keamanan mereka, meskipun kemudian diklarifikasi bahwa pasangan Sussex memang berniat untuk menanggung biaya tersebut tanpa bantuan pemerintah.
Ketegangan antara keduanya semakin memanas saat pasangan Sussex mengeluarkan video ajakan kepada warga Amerika untuk "memilih melawan ujaran kebencian" selama pemilihan presiden 2020. Meskipun mereka tidak secara langsung menyebut Trump, pesan tersebut diinterpretasikan sebagai dukungan terhadap Joe Biden. Trump pun tidak tinggal diam, dengan menyebut Meghan sebagai "bukan penggemarnya" dan berharap banyak keberuntungan bagi Harry, karena ia "akan membutuhkan itu".
Pada tahun 2021, setelah kalah dalam pemilihan presiden, Trump kembali menyentil Harry dalam beberapa wawancara, bahkan menyebut bahwa pernikahan Harry dengan Meghan telah "merusak hubungan dengan keluarganya" dan "menyakiti Ratu".
Pada tahun berikutnya, Trump mengungkapkan keheranannya atas undangan yang diberikan kepada Harry untuk menghadiri pemahkotaan Raja Charles, yang menurutnya sangat mengejutkan mengingat pernyataan-pernyataan buruk yang dilontarkan Harry sebelumnya, termasuk isi bukunya yang kontroversial, Spare.
Baru-baru ini, Trump juga terlibat dalam perdebatan terkait visa Harry untuk tinggal di Amerika Serikat. Setelah Harry mengungkapkan dalam memoarnya bahwa ia pernah menggunakan narkoba, sebuah gugatan yang diajukan oleh kelompok pemikir konservatif, Heritage Foundation, meminta agar rekam jejak aplikasi visa Harry dipublikasikan untuk memastikan apakah penggunaan narkoba tersebut telah diungkapkan. Trump pun menanggapi isu ini dengan geram, mengatakan bahwa ia tidak akan melindungi Harry, karena menurutnya, Harry telah "mengkhianati Ratu", dan tindakan itu tidak bisa dimaafkan.
Selain itu, Trump menanggapi kemungkinan Harry yang bisa terancam dideportasi jika terbukti telah berbohong dalam aplikasi visanya. Meski pengadilan memutuskan untuk menjaga kerahasiaan dokumen tersebut, gugatan lanjutan dari Heritage Foundation menyatakan bahwa mereka tidak diberikan akses terhadap pengajuan pribadi yang dilakukan oleh pemerintah Biden.
Baca Juga: Setelah Trump Menang, Apakah Meghan Markle Akan Terjun ke Politik?
Hubungan yang semakin tegang antara Trump dan keluarga Sussex ini menggarisbawahi ketidakcocokan pandangan politik yang tajam, dan membuka babak baru dalam perseteruan panjang yang tampaknya belum akan berakhir.
Berita Terkait
-
Setelah Trump Menang, Apakah Meghan Markle Akan Terjun ke Politik?
-
Kemenangan Trump, Apa Artinya bagi Masa Depan Konflik Rusia-Ukraina?
-
Akurat! Kuda Nil Moo Deng Sudah Prediksi Donald Trump Bakal Menang Pemilu AS 2024
-
Berikut daftar Kebijakan Kontroversial Donald Trump yang Bakal Mengguncang Dunia
-
Kembali ke Gedung Putih, Donald Trump Tak Lupa Ucapkan Terima Kasih Kepada Melania: Istri Saya yang Cantik...
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Malu-malu Umumkan Jokowi Jadi 'Bapak J', PSI Dicurigai Partai Tertutup: "Aneh Bila Belum Dipublish"
-
Brigadir Esco Dibunuh Istri: Brigadir Rizka Sintiani Dibantu Orang Lain Angkat Mayat Suami?
-
DPR RI Dukung Pembekuan Izin TikTok, Tapi Minta Tidak Matikan Ekosistem UMKM
-
HUT ke-80 TNI di Monas, Keluarga Pahlawan Nasional Akan Hadir Meriahkan Perayaan
-
Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
-
Sinyal Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi-Ba'asyir, Rocky Gerung Bongkar Dugaan Manuver Ini
-
Uang Pensiun DPR Digugat ke MK, Dasco: Apa pun Putusannya Kami Tak Berkeberatan
-
Akademisi Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Niat Baik, Eksekusi Bikin Masalah?
-
Fakta-Fakta Kecelakaan Maut Mobil HR-V di Tol Jagorawi, Pengemudi Tewas di Tempat
-
Sambil Mencontohkan, Panglima TNI Minta Prajurit Pasang Tatapan Tajam ke Prabowo saat HUT ke-80