Suara.com - Wakil Ketua Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB, Syaiful Huda mengusulkan agar dana desa naik dua kali lipat. Dari sebelummya era Presiden Jokowi sebesar Rp 70 triliun kini di era Presiden Prabowo Subianto diminta menjadi Rp 140 triliun.
Hal itu disampaikan Syaiful Huda dalam Rapat Kerja bersama Menteri Desa dan Desa Tertinggal, Yandri Susanto di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Awalnya Huda menyampaikan, jika kementerian desa pertama dibentuk di era Jokowi narasinya membangun dari pinggiran, dari desa-desa. Begitu pun narasi dikepemimpinan Prabowo.
"Artinya sebenarnya kementerian ini pilihan, pilihan dari kebijakan strategis pemerintahan baru dan 10 tahun yang lalu juga sebagai pilihan dari strategi pemerintahannya pak Jokowi," kata Huda.
Ia lantas mengungkit dana desa di era Jokowi yang hanya sebesar Rp 70 triliun. Untuk itu, ia mengusulkan, agar di era Prabowo dana desa dinaikan menjadi dua kali lipat.
"Kalau di bawah pemerintahan Jokowi dana desanya kira-kira 70 triliunan, kira-kira ini juga karena dapat mandat baru, kira-kira dua kali lipatnya lah kira-kira," katanya.
"Jadi kami memberikan dorongan optimisme supaya dana desa nambah dua kali lipat paling tidak," imbuhnya.
Apalagi, kata dia, dana desa perlu naik, mengingat program Kemendes juga banyak yang akan menjadi prioritas. Untuk itu, kata dia, usulannya menjadi sangat penting dilakukan.
"Terlebih dari sekian banyak 17 program prioritas, tadi pak menteri juga sudah menjelaskan, hampir ada delapan irisan isu dari 17 program prioritas semua adalah menyangkut soal desa," pungkasnya.
Baca Juga: Geger Aksi Barbar Warlok kepada Bos Rental, Segini Dana Desa Sumbersoko Pati
Sebelumnya, Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus mewanti-wanti Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto untuk bisa memberikan pengawasan terhadap penggunaan dana desa oleh para kepala desa.
Hal itu disampaikan Lasarus saat rapat kerja bersama Yandri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Lasarus menyampaikan, jika hal yang paling berat menjadi Menteri Desa adalah pengawasan dana desa.
"Apakah seluruh desa yang menerima dana desa ini pernah dilakukan survei terjadi peningkatan pembangunan atau tidak. Kemudian penggunaan dana ini optimal atau tidak," kata Lasarus.
"Saya mau kasih tau bapak, paling berat urusan Menteri Desa itu pengawasan penggunaan dana desa, karena bapak tidak punya organ di daerah, pengawasan dana desa ini diserahkan kepada kabupaten, akhirnya kepala desa itu lebih takut kepada inspektorat dari pada kepada Menteri Desa yang megang anggaran Rp71 triliun tadi," sambungnya.
Untuk itu, kata dia, pengawasannya harus dirumuskan oleh Yandri dan wakilnya yakni Ahmad Riza Patria.
Berita Terkait
-
Senjata Jokowi Lewat Program DD, Berhasil Basmi Kemiskinan, Staf Desa di Bogor: Terima Kasih Pak
-
Logo Kementerian Desa Terpampang di Backdrop Haul Ibu Yandri Susanto, Netizen: Permintaan Maaf Cuma Sandiwara?
-
Dukung Program dan Gagasan RK-Suswono Dikritisi, Elite PKB: Jangan Serang Pribadi, Tapi Program
-
Berkaca Kasus Pembunuhan dan Rudapaksa Siswi SMP Palembang, DPR Desak Pemerintah Persulit Pelajar Akses Pornografi!
-
Muktamar PKB di Bali, Akan Pilih Cak Imin Jadi Ketum Lagi dan Maruf Amin Jadi Ketua Dewan Syura?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
Terkini
-
Komplotan Begal 7 Kali Beraksi di Jakarta Nyamar Debt Collector, Korbannya 'Dibuang' ke Flyover!
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif
-
22 Siswa SDN 01 Gedong Diduga Keracunan MBG, Pramono Anung Enggan Berkomentar
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis