Suara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masif lakukan edukasi mengenai literasi digital khususnya terhadap perempuan-perempuan di desai.
Menteri PPPA Arifah Fauzi menyampaikan bahwa perempuan di desa perlu lebih banyak mendapatkan edukasi tentang digitalisasi, salah satu alasannya agar tidak mudah terjerat dengan pinjaman online atau pinjol.
"Kaum perempuannya di desa tersebut bisa dilatih bagaimana menggunakan medsos yang bijak. Karena perempuan-perempuan sekarang banyak yang terkena juga seperti pinjol. Ini agak miris juga karena banyak perempuan juga yang terkena dampaknya," kata Arifah usah bertemu dengan Menteri Komdigi Meutya Hafid di Jakarta, Senin (17/11/2024).
Arifah menyebutkan bahwa literasi digital itu telah berjalan dan selama ini lebih banyak fokus dijalankan di desa. Program tersebut akan semakun digalakan dengan peluncuran gerakan ruang bersama Merah Putih yang akan diluncurkan bertepatan dengan hari ibu pada 22 Desember mendatang.
"Nanti ruang bersama Merah Putih itu kita ingin mempunyai satu data tentang perempuan dan anak. Jadi bagaimana perempuan di desa, bagaimana kondisi anak-anak di desa itu. Dan ini harus kolaborasi dengan hampir semua kementerian dan lembaga," tutur Arifah.
Dia menekankan bahwa ruang bersama Merah Putih merupakan suatu upaya untuk menggerakkan masyarakat agar peduli terhadap kondisi lingkungan, terutama pemberdayaan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Menteri Komdigi Meutya Hafid menambahkan bahwa program edukasi literasi digital sudah berjalan. Dia menyebutkan bahwa salah satu korban terbanyak pada kasus penipuan transaksi keuangan lewat ranah digital ialah perempuan.
"Jadi kemarin misalnya ketika kita temui rata-rata audiensnya perempuan. Kita akan masifkan, jadi ini akan lebih banyak lagi keberpihakan terhadap perempuan untuk literasi digital," ujar Meutya.
Diketahui berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2021, jumlah pengguna pinjol perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Yakni 9.498.405 perempuan (54,95 persen) dan 7.785.569 laki-laki (45,05 persen) yang mendapat pinjaman online.
Baca Juga: Cegah Anak Kecanduan Medsos, Menteri PPPA Dorong Ajarkan Permainan Tradisional
Pinjaman online disebut banyak menarik minat masyarakat karena prosesnya mudah, dapat diajukan lewat aplikasi melalui ponsel pintar, proses pencairan cepat, dan tidak banyak syarat.
Berita Terkait
-
Cegah Anak Kecanduan Medsos, Menteri PPPA Dorong Ajarkan Permainan Tradisional
-
Pemerintah Mau Batasi Anak Indonesia Main Medsos dan Gadget
-
Ciri-ciri Pinjol Ilegal yang Harus Dihindari
-
Baru Jadi Anggota DPR, Uya Kuya Dipalak Rakyat Suruh Bayari Utang Pinjol Rp120 Juta
-
Cara Efektif Mengatasi Kesulitan Membayar Pinjaman Online
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting