Suara.com - Israel kembali melancarkan serangan udara ke pusat kota Beirut pada Senin, menewaskan lima orang dan melukai 24 lainnya, hanya sehari setelah serangan serupa di area yang sama menewaskan 10 orang. Serangan ini memperburuk situasi di Lebanon, yang telah menjadi lokasi konflik intens selama berminggu-minggu.
Serangan di kawasan Zuqaq al-Blat, sebuah distrik padat penduduk yang menjadi tempat pengungsian warga dari selatan Lebanon, menyebabkan kerusakan besar, termasuk menghancurkan apartemen dekat tempat ibadah Muslim Syiah. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, selain korban jiwa, puluhan lainnya terluka dalam serangan yang menghancurkan kawasan bisnis dan memicu kebakaran besar.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa salah satu serangan juga menewaskan juru bicara mereka, Mohammed Afif, bersama empat anggota tim media organisasi tersebut. Ini menambah daftar panjang pejabat senior Hizbullah yang tewas dalam konflik, termasuk Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan di September lalu.
Ketegangan semakin meningkat sejak Israel membuka front kedua melawan Hizbullah di Lebanon selatan. Konflik ini terjadi di tengah perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Militer Israel melaporkan sekitar 100 proyektil diluncurkan Hizbullah ke Israel utara pada Senin, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
Di sisi lain, Lebanon mencatat lebih dari 3.510 korban jiwa sejak Oktober tahun lalu, dengan sebagian besar kematian terjadi dalam dua bulan terakhir. Pemerintah Lebanon dilaporkan tengah mempertimbangkan proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat, meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa operasi militer terhadap Hizbullah akan tetap berlanjut.
Penderitaan di Gaza dan Kondisi Kemanusiaan yang Memburuk
Sementara itu, di Gaza, serangan Israel terus menimbulkan korban. Pada Minggu, serangan udara di Gaza utara menyebabkan setidaknya 34 orang tewas dan puluhan lainnya hilang. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, lebih dari 43.000 orang telah tewas dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari 13 bulan, dengan mayoritas korban adalah warga sipil.
Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, terutama dengan tibanya musim dingin. Banyak pengungsi yang terpaksa tinggal di tenda atau membangun tempat tinggal darurat dari puing-puing bangunan yang hancur.
Penutupan Sekolah di Beirut
Sebagai dampak dari serangan di pusat Beirut, pemerintah setempat menutup semua sekolah dan institusi pendidikan tinggi selama dua hari ke depan. Warga seperti Shukri Fuad, seorang pengusaha yang selamat dari serangan, merasa kehilangan besar setelah tempat usahanya hancur akibat ledakan.
“Ini adalah kerja keras seumur hidup kami,” ungkapnya dengan penuh kesedihan.
Baca Juga: Gaza Hadapi Bencana Musim Dingin, PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Memburuk
Konflik yang semakin memanas di dua front ini tidak hanya membawa kehancuran fisik tetapi juga luka mendalam bagi warga sipil di kedua belah pihak. Dunia internasional menyerukan gencatan senjata untuk menghentikan penderitaan yang terus bertambah.
Berita Terkait
-
Gaza Hadapi Bencana Musim Dingin, PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Memburuk
-
Gaza Dilanda Krisis: Konvoi Bantuan Pangan Dijarah, Situasi Kemanusiaan Makin Memburuk
-
Turki Bantah Kantor Hamas Pindah ke Wilayahnya
-
Pertempuran Terbuka? Hizbullah Klaim Serangan Balasan, Tel Aviv Jadi Medan Perang
-
Sekolah di Beirut Tutup Setelah Serangan Israel Menewaskan 6 Orang
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?