Suara.com - Partai-partai oposisi mengajukan mosi untuk memakzulkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol ke Majelis Nasional pada Rabu (4/12) setelah deklarasi darurat militer yang diajukan Yoon ditolak oleh para legislator.
Partai Demokrat, sebagai partai oposisi utama, bersama lima partai oposisi kecil lainnya, termasuk Partai Pembangunan Kembali Korea dan Partai Reformasi, mengajukan mosi tersebut pada pukul 2:42 siang KST (12:43 WIB).
Mosi pemakzulan tersebut ditandatangani oleh 191 anggota parlemen dari pihak oposisi tanpa dukungan dari anggota parlemen partai yang berkuasa.
Partai-partai oposisi berencana untuk menyampaikan mosi tersebut dalam sidang pleno parlemen pada Kamis (5/12) dan mengajukannya untuk diputuskan melalui pemungutan suara pada Jumat atau Sabtu.
Kabinet Yoon menyetujui usulan untuk menghentikan penerapan darurat militer sekitar pukul 4:30 pagi (2.30 WIB), sekitar enam jam setelah Yoon membuat pernyataan darurat yang mengejutkan, menuduh oposisi berusaha melumpuhkan pemerintah melalui aktivitas anti-negara.
Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di seluruh negeri dan bahkan hingga internasional.
"Pukul 11 malam kemarin, saya mendeklarasikan darurat hukum militer dengan tekad bulat untuk menyelamatkan bangsa dari kekuatan anti-negara yang berusaha melumpuhkan fungsi penting negara dan sistem konstitusi demokrasi," ujar Yoon.
“Namun, dengan adanya tuntutan dari Majelis Nasional untuk mencabut darurat militer, saya telah menarik pasukan yang dikerahkan untuk melaksanakan urusan darurat militer," tambahnya.
Yoon juga mengulangi seruannya kepada Majelis Nasional untuk menghentikan kegiatan yang dia sebut memalukan, yang dianggapnya melumpuhkan fungsi negara, termasuk upaya pemakzulan terhadap pejabat pemerintah.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Berusaha Rebut Kekuasaan Penuh? Rakyat dan Parlemen Melawan!
Berita Terkait
-
Keputusan Mengejutkan Presiden Korsel Picu Krisis Pasar: Won Anjlok, Saham Terjun Bebas
-
DPK Desak Presiden Yoon Mundur, Industri Hiburan Korea Ikut Kena Imbas
-
Geger! Korea Selatan Darurat Militer, Ada Apa?
-
"Saya Tidak Tahan Lagi": Selebriti Korsel Serukan Kegelisahan Atas Darurat Militer Presiden Yoon
-
Presiden Korea Selatan Berusaha Rebut Kekuasaan Penuh? Rakyat dan Parlemen Melawan!
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bukan Cuma Bupati Lampung Tengah, OTT KPK Juga Jaring 4 Orang Lainnya
-
Dituding ABS ke Prabowo Soal Listrik Aceh, Bahlil: Itu Laporan Resmi dari PLN
-
Perintah Keras Bahlil ke DPR/DPRD Golkar: Rakyat Kena Bencana, Jangan Cuma Mikirin Program!
-
Bupati Lampung Tengah Kena OTT KPK, Ketum Golkar Bahlil: Saya Belum Dapat Info
-
JK Hingga Jurnalis Korban Pengeroyokan Terima Anugerah Dewan Pers 2025
-
Lilin Nusantara Dukung Langkah Kapolri Usut Penyebab Banjir Sumatra, Ini Alasannya
-
Mobil Tertabrak KRL di Jakarta Utara, KAI Ingatkan Pentingnya Disiplin Berkendara
-
Terungkap! Kompor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Ponpes Almawaddah Ciganjur Jaksel
-
Kejari Bandung Jerat Wakil Wali Kota Erwin Sebagai Tersangka Penyalahgunaan Kewenangan Tahun 2025
-
Sinyal Kuat dari Kremlin: Putin Jawab Langsung Undangan Prabowo, Siap Datang ke Indonesia