Suara.com - Joko Widodo menanggapi pernyataan Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menyebut bahwa Presiden ketujuh Indonesia tersebut sudah bukan lagi kader partai berlambang moncong putih.
Dalam wawancara dengan media di kediamannya, Jokowi menyampaikan bahwa pernyataan Hasto merujuk pada partai perseorangan. Hal tersebut kemudian menjadi pertanyaan mengenai maksud pernyataan Jokowi tersebut yang seolah multitafsir.
Menurut Pengamat Politik dari BRIN, Wasisto Rahardjo, pernyataan Jokowi sebenarnya menggambarkan perkembangan partai politik di Indonesia kekinian.
"Penafsiran saya, kurang lebih bahwa pernyataan 'partainya jadi perseorangan' lebih pada komentar umum soal perkembangan kelembagaan kepartaian di Indonesia," katanya saat dihubungi Suara.com, Jumat (6/12/2024).
Ia mengemukakan ada pergeseran dalam partai politik yang punya kecenderungan hanya pada satu figur atau faksi tertentu yang dominan.
"Fenomena ini (kecenderungan pada figur atau tokoh yang dominan) bertahap terjadi pascatahun 1999. Di mana ekspresi ideologi partai mulai perlahan mengendur ketika ketokohan elit makin menguat," ujarnya.
Fenomena umum tersebut, menurutnya, punya sisi negatif yang bakal menggerus ideologi dalam kepartaian yang idealnya tidak berpatokan pada satu figur atau faksi.
"Saya pikir itu berdampak kurang baik, karena idealnya pelembagaan partai itu selaras dengan ideologi yang diusung."
Didepak dari PDIP
Sebelumnya diberitakan, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Jokowi beserta anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, dan mantunya, Bobby Nasution, bukan lagi kader banteng.
"Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDIP," tandas Hasto, Rabu (4/12/2024).
Hasto menyebut didepaknya Jokowi dan keluarga dari PDIP karena sudah tidak lagi sejalan dengan cita-cita partai yang telah diperjuangkan sejak masa Bung Karno.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya menyebut bahwa PDIP merupakan partai perorangan.
"Iya berarti, partainya perorangan," terang dia saat ditemui, Kamis (5/12/2024).
Jokowi berkali-kali menyebut 'partainya perorangan' saat ditanya bahwa sekarang sudah tidak terafiliasi dengan partai lagi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
Terkini
-
Tragedi KKN UIN Walisongo: 6 Fakta Pilu Mahasiswa Terseret Arus Sungai Hingga Tewas
-
Uya Kuya Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Kini Aktif Lagi Sebagai Anggota DPR RI
-
Dendam Dipolisikan Kasus Narkoba, Carlos dkk Terancam Hukuman Mati Kasus Penembakan Husein
-
Sidang MKD: Adies Kadir Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Diaktifkan Kembali sebagai Anggota DPR
-
Kronologi Guru di Trenggalek Dihajar Keluarga Murid di Rumahnya, Berawal dari Sita HP Siswi di Kelas
-
Mendadak Putra Mahkota Raja Solo Nyatakan Naik Tahta Jadi PB XIV di Hadapan Jasad Sang Ayah
-
IKJ Minta Dukungan Dana Abadi Kebudayaan, Pramono Anung Siap Tindaklanjuti
-
PLN Perkuat Transformasi SDM di Forum HAPUA WG5 ke-13 untuk Dukung Transisi Energi Berkelanjutan
-
Hadapi Musim Hujan, Kapolda Metro Petakan Wilayah Rawan hingga Siagakan Ratusan Alat SAR!
-
Tunggakan 23 Juta Peserta BPJS Kesehatan Bakal Dihapus Pemerintah, Tapi Wajib Lakukan Ini