Suara.com - Bupati terpilih Situbondo, Rio Prayogo, mengaku banyak belajar dari pengalaman, khususnya setelah terjun langsung sebagai kandidat di Pilkada serentak 2024.
Hal ini disampaikan Rio saat berbincang dengan Nyarwi Ahmad, seorang pakar politik mengenai pelajaran dari Pilkada, peran konsultan politik, hingga fenomena voluntarisme.
"Aku mengalami dua dimensi, satu sebagai konsultan politik, kemudian sebagai aktor langsung dari Pilkada ini. Dua-duanya masih jalan," ujar Rio dikutip dari akun Youtube Total Politik pada Rabu (18/12/2024).
"Aku bilang ke salah satu petinggi partai, ‘sudah aku nggak mau lagi mengecilkan seseorang yang bisa tarung dalam Pilkada’. Ketika jadi calon, kita harus jaga ritme tim. Itu pelajaran paling berharga," katanya menambahkan.
Rio yang merupakan mantan konsultan politik menilai konsultan politik sangat penting bagi seorang kandidat.
"Bagaimanapun kita butuh second opinion, another perspective. Kalau cuma internal saja, kadang-kadang ada potensi 'yes bos'. Tapi kita bahkan butuh opini lain untuk mengevaluasi tim," kata Rio.
Menanggapi hal ini, Nyarwi Ahmad memuji langkah Rio yang disebutnya sebagai sesuatu yang jarang terjadi di Indonesia.
"Apa yang dilakukan Mas Rio ini sangat jarang. Kalau di luar negeri, ada David Cameron yang memulai karir sebagai konsultan politik hingga jadi Perdana Menteri. Tapi di Indonesia, ruang bagi orang dengan pengalaman seperti ini masih kurang," ungkap Nyarwi.
Keduanya juga membahas political volunteerism atau kesukarelaan dalam politik. Rio mencontohkan pengalamannya di Pilkada Situbondo, di mana masyarakat secara sukarela mendukung kampanyenya.
Baca Juga: Duo Host Diduga Pro Dinasti Politik, Siapa Petinggi Total Politik?
"Mungkin dari semua orang yang pakai baju oranye di Situbondo, yang saya belikan cuma 30 persen, selebihnya mereka bikin sendiri. Saya percaya teori bahwa political engagement itu harus ada antara calon dengan basis dukungan elektoral," jelas Rio.
Namun Nyarwi mengakui bahwa tantangan voluntarisme lebih besar di wilayah perkotaan. "Kalau di kota, biaya hidup mahal dan pragmatisme lebih tinggi. Tapi di desa, motivasi bisa lebih natural, apalagi jika ada narasi yang membangun semangat bersama," katanya.
Rio menutup diskusi dengan menekankan pentingnya data untuk membangun narasi politik. Ia juga menegaskan orang memilih calon pemimpin di pemilu karena ingin ada perubahan di daerah tempat tinggalnya.
"Ini soal managing the hope. Orang memilih pemimpin pasti karena harapan, bukan sekadar transaksional. Misalnya, di Situbondo kemiskinan 11,69 persen di atas rata-rata nasional. Narasi yang saya bawa adalah bagaimana menciptakan pekerjaan dan menawarkan perubahan," tuturnya. [Kayla nathaniel]
Berita Terkait
-
Viral Gara-Gara Asian Value, Pandji Pragiwaksono Malu Lihat Videonya di Podcast Total Politik
-
Undang Marshel Widianto, Total Politik Auto Kena Cibir: Musuhnya Lawan Adalah Teman
-
Sosok Jusuf Wanandi, Petinggi Total Politik Sempat Sebut Anies Tak Bisa Kerja
-
Duo Host Diduga Pro Dinasti Politik, Siapa Petinggi Total Politik?
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
Terkini
-
Bikin Warga Resah! Polisi Ungkap Pemicu Bentrokan Ormas dan Matel di Cengkareng
-
Genjot Investasi, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Pioneer of Economic Empowerment
-
Ini Jawaban Istana soal Rencana Ubah Rp1.000 jadi Rp1 dalam Waktu Dekat
-
Eks Direktur Bongkar Rahasia Terminal BBM Merak: Kenapa Harus Sewa Padahal Bisa Hemat Biaya Impor?
-
Viral! Detik-Detik Bentrok Ormas BPPKB Banten vs Debt Collector di Cengkareng, Bawa Bambu dan Batu
-
Ajukan PK Kasus Korupsi Asabri, Eks Dirut Adam Damiri Merasa Putusan Hakim Tidak Adil
-
Polisi Ringkus Penembak Pengacara di Tanah Abang, Pistol Didapat dari Timor Leste
-
Anomali Gizi Proyek PMT: KPK Butuh Sampel Biskuit untuk Jerat Koruptor Alkes Ibu Hamil
-
Jejak Riza Chalid Masih Gelap, Kejagung Perdalam Kasus Korupsi Pertamina Lewat Direktur Antam
-
LRT Jakarta Bakal Diperluas ke JIS dan PIK2, DPRD DKI Ingatkan Soal Akses Harian Warga