Suara.com - Pemberitaan seniman Yos Suprapto yang gagal melakukan pameran di Galeri Nasional Jakarta pada Kamis (19/12/2024) lalu sempat membuat geger jagat maya. Isu yang berhembus, Yos Suprapto kena bredel karena lima lukisannya mirip Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi.
Aksi pembredelan terhadap pameran Yos Suprapto pun sempat menjadi sorotan jurnalis sekaligus pendiri WatchDoc, Dandhy Laksono. Dalam unggahan di akun X pribadinya, Minggu (22/12) kemarin, Dandhy turut menyinggung sejumlah pihak termasuk nama Suwarno Wisetrotomo yang menjadi kurator dalam pameran Yos Suprapto.
Lewat cuitan bernada satire, Dandhy mengaku berterima kasih karena pameran yang tadinya hanya dibuka di ruang galeri, lukisan Yos tersebut justru kini bisa dilihat seluruh rakyat Indonesia karena viral di media sosial.
"Tugas kurator itu memastikan lukisan yang tadinya hanya ditonton kalangan terbatas di ruang galeri, menjadi karya seni yang tersebar ke layar-layar ponsel rakyat," tulis Dandhy dilihat Suara.com, Senin (23/12/2024).
Dandhy juga menyinggung nama Fadli Zon yang kini menjabat sebagai Menteri Kebudayaan. Bahkan, dalam cuitannya, Dandhy pun sempat menyebut nama Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang diketahui dibubarkan saat zaman Orde Baru (Orba) karena berafiliasi kepada Partai Komunis Indonesia alias PKI.
"Terima kasih, Suwarno Wisetrotomo, Galeri Nasional, dan Fadli Zon. Hidup Lekra," tulis Dhandy.
Cuitan Dhandy pun sempat diunggah ke akun Instagram-nya. Sontak, unggahan Dhandy pun turut diramaikan oleh netizen dengan beragam komentar. Kebanyakan netizen turut memberikan komentar menohok atas adanya pembredelan pameran Yos Suprapto karena dianggap terlalu vulgar dan tendensius.
"Hikmah yang hakiki," tulis akun @tm*********.
"Seni adalah ledakan," timpal akun_ex**********.
Selain itu, tak sedikit juga netizen yang salfok alias salah fokus soal Lekra yang disebut-sebut dalam unggahan Dhandy.
"Menyala lekra," tulis akun @ad******** disertai emoji api.
"Menarik ini :Hidup lekra!!," celetuk akun @da*********.
"Go lekra go," sahut akun @um************.
Klaim Tak Bredel Seni
Menbud Fadli Zon buka suara terkait batalnya pameran tunggal Yos Suprapto. Ia membantah melakukan pemberedelan terhadap seniman melalui kasus tersebut.
"Tidak ada pembungkaman, tidak ada bredel, kita ini mendukung kebebasan berekpresi," kata Fadli Zon, Jumat malam (19/12/2024).
Fadli Zon menjelaskan, pameran lukisan yang seharusnya digelar di Galeri Nasional ada Kamis (19/12/2024) batal lantaran tidak ada titik temu solusi antara kurator dan seniman.
"Di dalam pameran itu yang berkuasa adalah kurator. Kurator itu sudah bekerja sama dengan senimannya memilih lukisan berdasarkan tema yaitu kedaulatan pangan," ujar Fadli Zon.
Ia menyebut bahwa lima lukisan milik Yos Suprapto tak sesuai dengan tema, sehingga kurator meminta tak memamerkannya. Fadli menyebut beberapa alasan lukisan Yos tak sesuai tema, salah satunya adalah soal ketelanjangan.
"Si senimannya memasang sendiri lukisan itu bukan kurator, nah beberapa luksan itu tidak pas dengan tema. Ada yang motifnya poitik, mungkin makian, kemudian ada juga yang telanjang, nah itu tidak pas," ungkap Fadli Zon.
Disebut Tak Pantas jadi Menbud
Diketahui, Yos Suprapto sempat geram dengan aksi pembredelan karya lukisnya yang gagal ditampilkan di Galeri Nasional. Terkait aksi pembredelan itu, Yos menyebut jika Menbud Fadli Zon tak memahami bahasa seni.
"Kalau Fadli Zon mengatakan itu adalah ungkapan politik yang tendensius, berarti dia tidak paham dengan bahasa seni atau bahasa budaya," ujar Yos Suprapto dalam konferensi pers bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Yos Suprapto menilai Fadli Zon tak pantas menduduki kursi Menteri Kebudayaan jika memahami karya seni sebagai hal yang tendensius.
"Lebih baik dia (Fadli Zon) tidak perlu menjadi menteri kebudayaan," kata Yos Suprapto.
Berita Terkait
-
Amnesty Internasional Jelaskan Makna Lukisan Yos Suprapto yang Gagal Dipamerkan di Galeri Nasional
-
Sesalkan Karya Yos Suprapto Dibredel, Komnas HAM Minta Klarifikasi Fadli Zon
-
Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibredel, LBH Jakarta: Negara Melanggar HAM Seniman
-
Perdana Dibredel Era Prabowo, Pameran Yos Suprapto Dilarang Tampil di Galeri Nasional: Ada 5 Lukisan Mirip Jokowi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD