Suara.com - Menteri Keamanan Nasional Israel dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan mundur dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas disetujui.
Ben-Gvir menilai perundingan yang sedang berlangsung di Qatar sebagai bentuk "kapitulasi berbahaya" kepada Hamas. Ia juga mendesak Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk ikut serta dalam upaya terakhir menggagalkan kesepakatan tersebut.
"Langkah ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah eksekusi kesepakatan ini dan mencegah Israel menyerah kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah yang telah merenggut lebih dari 400 nyawa tentara IDF di Jalur Gaza," tulis Ben-Gvir di platform X.
Smotrich sendiri telah menyatakan keberatan terhadap kesepakatan itu, tetapi tidak mengancam keluar dari koalisi Netanyahu.
Sementara itu, mayoritas menteri diperkirakan akan mendukung kesepakatan yang mencakup penghentian pertempuran secara bertahap serta pembebasan para sandera.
Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir menjadi mediator dalam perundingan ini, dengan kemungkinan kesepakatan segera tercapai.
Namun, beberapa keluarga sandera menentang perjanjian tersebut karena khawatir hanya sebagian dari 98 sandera yang tersisa akan dibebaskan, sementara yang lain dibiarkan tertinggal.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas di Israel dan lebih dari 250 lainnya disandera, menurut data Israel. Sejak saat itu, lebih dari 46.000 orang tewas di Gaza, berdasarkan laporan pejabat kesehatan Palestina. Sebagian besar wilayah Gaza pun hancur, dan penduduknya terpaksa mengungsi.
Meskipun demikian, sejumlah survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Israel mendukung kesepakatan gencatan senjata ini.
Baca Juga: Proses Gencatan Senjata Gaza dan Pertukaran Tahanan Hampir Final, Penandatanganan Diperkirakan Jumat
Berita Terkait
-
Proses Gencatan Senjata Gaza dan Pertukaran Tahanan Hampir Final, Penandatanganan Diperkirakan Jumat
-
Jurnalis Palestina Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza, Total 204 Awak Media Jadi Korban
-
Kepresidenan Trump Dimulai 20 Januari, Hamas Tawarkan Gencatan Senjata dengan Israel
-
Israel Tahan Direktur Rumah Sakit Gaza di Penjara Ofer, Tuduh Bekerja Sama dengan Hamas
-
14 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Udara Israel di Tengah Isu Gencatan Senjata
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bahlil Pasang Target Tinggi di Pileg 2029: Bisa Terwujud Kalau Presiden Senyum Bersama Golkar
-
Lampu Hijau DPR: Anggaran Bencana Sumatera Boleh Diutak-atik Tanpa Izin, Ini Syaratnya
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat