Suara.com - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, telah menyerahkan tiga sandera Israel pertama kepada Palang Merah Internasional sebagai bagian dari tahap awal kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang disepakati. Penyerahan ini berlangsung di Alun-Alun Saraya, Gaza City, pada Minggu waktu setempat.
Proses penyerahan yang melibatkan Brigade Al-Qassam tersebut disaksikan oleh ratusan personel Al-Qassam dan sejumlah kendaraan mereka yang berkumpul di pusat kota Gaza.
Militer Israel kemudian mengonfirmasi penerimaan sandera tersebut melalui pemberitahuan dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Ketiga sandera, yang bernama Romi Genen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher, dilaporkan telah diterima dengan selamat oleh pihak Israel.
Menurut laporan harian Yedioth Ahronoth, ketiga sandera yang dibebaskan dalam keadaan sehat, adalah wanita yang menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran ini.
Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada Minggu pukul 11:15 pagi waktu setempat, meskipun sempat tertunda hampir tiga jam akibat tuduhan Israel bahwa Hamas menunda pengumuman nama-nama sandera yang akan dibebaskan. Sebelumnya, gencatan senjata dijadwalkan dimulai pada pukul 08:30 pagi.
Sejak serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, hampir 47.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas, sementara lebih dari 110.700 lainnya terluka. Konflik ini juga menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang dan menciptakan krisis kemanusiaan yang parah, dengan banyak korban jiwa di kalangan lansia dan anak-anak.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, rezim Zionis saat ini menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terkait serangan mereka ke Jalur Gaza. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO