Suara.com - Dua pejabat Hamas pada Rabu menuduh Israel menunda pengiriman bantuan kemanusiaan penting ke Jalur Gaza sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata. Mereka memperingatkan bahwa keterlambatan tersebut dapat berdampak pada pembebasan sandera yang direncanakan.
"Kami memperingatkan bahwa penundaan yang berkelanjutan dan kegagalan untuk mengatasi poin-poin ini (pengiriman bantuan utama) akan memengaruhi perkembangan alami perjanjian, termasuk pertukaran tahanan," ujar seorang pejabat senior Hamas yang enggan diungkap identitasnya.
Pejabat lainnya, yang juga berbicara secara anonim, mengatakan bahwa kelompoknya telah meminta mediator untuk turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini.
Menurut Hamas, Israel gagal mengirimkan barang-barang bantuan utama, termasuk bahan bakar, tenda, mesin berat, dan peralatan lainnya ke Gaza. Barang-barang tersebut seharusnya dikirim pada minggu pertama sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari.
“Ada ketidakpuasan di antara faksi-faksi perlawanan karena pendudukan menunda-nunda dan gagal melaksanakan ketentuan gencatan senjata, khususnya yang menyangkut aspek kemanusiaan,” tambah pejabat Hamas.
Hamas telah mengangkat isu ini dalam pertemuan dengan mediator Mesir di Kairo pada Rabu. Mereka berharap para mediator dapat memastikan Israel mematuhi ketentuan yang telah disepakati.
Peringatan ini muncul menjelang rencana pembebasan tiga sandera pada Kamis, termasuk dua wanita, serta tiga sandera lainnya yang dijadwalkan dibebaskan pada Sabtu.
Saat ini, Israel dan Hamas tengah menjalankan fase pertama gencatan senjata selama 42 hari yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza. Dalam kesepakatan tersebut, tujuh sandera Israel telah dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan 290 tahanan, sebagian besar merupakan warga Palestina, dengan satu orang berkewarganegaraan Yordania.
Baca Juga: Donald Trump Soroti Dana untuk Distribusi Kondom di Gaza Senilai Rp800 Miliar
Berita Terkait
-
Donald Trump Soroti Dana untuk Distribusi Kondom di Gaza Senilai Rp800 Miliar
-
Tantangan Baru di Timur Tengah, Israel Perkuat Cengkeraman di Dataran Tinggi Golan
-
Mesir Tegas Tolak Pemindahan Paksa Penduduk Palestina, Tanggapi Krisis Pengungsi Global
-
Kadet Palestina Ungkap Kesan Mendalam Bisa Kuliah Gratis di Unhan Berkat Prabowo
-
Hamas dan Mesir Bahas Pembentukan Pemerintahan Persatuan di Gaza, Israel Menolak
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Monas Dibanjiri Warga, Tank Tempur Jadi Rebutan Spot Foto untuk Anak-Anak di HUT ke-80 TNI
-
Penampakan 200 Motor Baru, Siap Jadi Doorprize Utama di HUT ke-80 TNI di Monas
-
Kebakaran di Glodok Plaza pada Sabtu Malam, Api Berkobar di Kios HP Lantai Bawah
-
PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Akselerasi Transisi Energi Bersih
-
Ajang Dunia MotoGPTM 2025 Jadi Penyelenggaraan Terbaik dan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum