Suara.com - Pasukan Korea Utara yang sebelumnya bertempur di garis depan Kursk, Rusia, tampaknya tidak lagi terlibat dalam pertempuran sejak pertengahan Januari. Informasi ini disampaikan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan pada Selasa (4/2), menyusul klaim Ukraina bahwa mereka telah ditarik setelah mengalami kerugian besar.
"Sejak pertengahan Januari, tampaknya pasukan Korea Utara yang dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia tidak terlibat dalam pertempuran," ungkap badan intelijen tersebut dalam pernyataannya.
Mereka menambahkan bahwa salah satu kemungkinan penyebabnya adalah banyaknya korban jiwa yang diderita pasukan Korea Utara, meskipun rincian pastinya masih dalam pemantauan.
Sebelumnya, militer Ukraina pada Jumat lalu mengklaim bahwa tentara Korea Utara yang dikerahkan di garis depan Kursk telah ditarik setelah mengalami kerugian besar dalam pertempuran.
Menurut badan intelijen Barat, Korea Selatan, dan Ukraina, Pyongyang telah mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk mendukung pasukan Rusia yang berperang di Kursk. Wilayah tersebut menjadi target serangan mendadak lintas perbatasan Ukraina pada Agustus tahun lalu.
Baik Korea Utara maupun Rusia belum secara resmi mengonfirmasi pengerahan pasukan ini. Namun, kedua negara telah menandatangani perjanjian yang mencakup elemen pertahanan bersama saat Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan langka ke Pyongyang pada tahun lalu.
Dalam serangan balasan Ukraina, Kyiv berhasil merebut puluhan pemukiman perbatasan, menandai pertama kalinya pasukan asing memasuki wilayah Rusia sejak Perang Dunia Kedua. Kejadian ini menjadi kemunduran yang memalukan bagi Kremlin.
Pengerahan pasukan Korea Utara awalnya bertujuan untuk memperkuat pertahanan Rusia dan membantu mengusir serangan Ukraina. Namun, hampir enam bulan setelahnya, Ukraina masih menguasai sebagian besar wilayah yang direbutnya dari Rusia.
Ukraina juga mengklaim telah menangkap atau membunuh sejumlah tentara Korea Utara di Kursk. Presiden Volodymyr Zelenskyy bahkan menerbitkan rekaman interogasi terhadap seseorang yang ia sebut sebagai tawanan perang dari Korea Utara.
Baca Juga: Perang Sudan Memanas: Tentara Rebut Kembali Wilayah, RSF Balas Dendam
Laporan lain menyebutkan bahwa beberapa tentara Korea Utara yang terluka lebih memilih meledakkan diri dengan granat daripada menyerah kepada pasukan Ukraina.
Kyiv dan sekutu Barat mengecam pengerahan pasukan Korea Utara ini sebagai eskalasi besar dalam konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Sementara itu, Korea Selatan menyatakan bahwa karena besarnya jumlah korban, Korea Utara sedang mempersiapkan pengerahan pasukan tambahan ke Ukraina.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Desember lalu mengungkapkan bahwa Pyongyang tengah "mempersiapkan rotasi atau penempatan tambahan tentara" untuk mendukung perang Rusia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Moskow dan Pyongyang terus mempererat hubungan politik, militer, dan budaya.
Dalam pesan Tahun Baru, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memuji Presiden Putin dan merujuk pada perang di Ukraina, menyebut tahun 2025 sebagai tahun di mana tentara dan rakyat Rusia mengalahkan neo-Nazisme dan meraih kemenangan besar.
Berita Terkait
-
Perang Sudan Memanas: Tentara Rebut Kembali Wilayah, RSF Balas Dendam
-
Jerman-Inggris Bersatu: Seruan untuk Gaza, Dukungan untuk Ukraina
-
Mewaspadai Ancaman Kejahatan Terorganisir Komunitas WNA di Bali
-
Tur Wisata Korea Utara Dibuka Kembali, Rayakan Ulang Tahun Kim Jong Il!
-
Peduli Nasib Anak-anak Korban Perang Palestina dan Ukraina, Megawati: Mereka Harapan Masa Depan Peradaban Dunia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata
-
Masih Tunggu Persetujuan Orang Tua, SMAN 72 Belum Bisa Belajar Tatap Muka Senin Besok
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Menjadi Pusat Event Besar
-
Hasto Kristiyanto Ikut Start 10K BorMar 2025: Mencari Daya Juang di Bawah Keagungan Borobudur
-
Daftar 11 Nama Korban Longsor Cilacap yang Berhasil Diidentifikasi, dari Balita Hingga Lansia
-
Wings Air Resmi Buka Rute Jember-Bali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan