Suara.com - Indonesia sedang gencar melakukan transisi energi untuk menuju ke swasembada dan zero net emission (ZNE) pada 2060.
Kampanye mengenai transisi energi terus digencarkan, salah satunya men-subtitusi energi fosil di pembangkit listrik dengan renewable.
Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) bidang Power and Energy System, Prof Tumiran mengatakan, Indonesia memiliki potensi biomassa yang cukup besar untuk menuju transisi energi.
"Kita punya biomassa, potensi biomassa terbesar di Indonesia. Kita punya hutan kenapa tidak kita kembangkan sedini mungkin pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi terbarukan," ujarnya saat mengisi acara Local Media Community (LMC) 2025 dengan tema Menavigasi Transisi dan Swasembada Energi: Peran dan Peluang Media Lokal di Surabaya, Selasa (5/2/2025).
Menurut Tumiran, pemanfaatan sumber daya untuk transisi energi tidak perlu harus muluk-muluk. "Kita punya pengalaman yang sederhana dengan teknologi pembangkit misalnya pembangkit dari kayu dulu kita punya lokomotif itu bisa dimanfaatkan," katanya.
Terpenting menurutnya, transisi energi harus dibarengi dengan menciptakan lapangan kerja baru. Sayangnya sampai sekarang hal itu belum terjadi.
"Apakah transisi energi menciptakan industri manufaktur EBT (energi baur terbarukan) enggak. Apakah transisi energi menciptakan supply change teknologi ke kita nggak. Manufaktur tumbuh tidak, potensi-potensi sumber energi lokal ini dapat dimanfaatkan nggak," katanya.
Transisi energi harus dapat menggerakkan ekonomi di daerah juga. Karena itu, pemerintah mestinya memahami potensi tersebut.
"Dari sisi gerakan ekonomi lokal, misalkan listriknya cukup. Masyarakat di sana itu misalnya penghasilnya dari nangkap ikan di laut, pelabuhan, (butuh) storage. Itu bisa dikembangkan. Sehingga ikan-ikannya awet bisa didistribusi ke lain-lain daerah," katanya.
Demikian juga dengan electric vehicle yang sedang digencarkan, harus bisa digarap semuanya dari hulu ke hilir, tidak terkecuali industrinya. Jangan sampai Indonesia hanya berposisi sebagai pasar saja.
"Ada pertanyaan kita harus bergerak ke elektric vehicle nanti kita tidak siap, contoh orang bertanya apa syarat kita orang bergerak ke elektrik vehicle dari hulu ke hilir harus dikuasai. Masa pasar 270 juta kita menyerahkan orang untuk prosesnya. Ada nggak industri," ungkapnya.
Dia menyarankan pemerintah memanfaatkan perguruan tinggi untuk memaksimalkan potensi yang ada di daerah. "Menurut saya harus dimanfaatkan perguruan tinggi lokal, pemerintah daerah lokal, seperti bapak lihat tadi itu ada tidak pemerintah yang cerdas pemimpin lokalnya itu untuk memimpin ekonomi," ungkapnya.
Jika itu semua teralisasikan, dia yakin pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakambuming Raka dapat tercapai.
Berita Terkait
-
Biomassa dari Limbah Pertanian Bisa Jadi Pengganti Bahan Bakar PLTU: Indonesia Butuh Swasembada Energi
-
Anies Pamer Bertemu Dosen Pembimbing Skripsi di UGM, Publik Ramai Singgung Jokowi: Ijazahnya Pasti Asli
-
Anies Baswedan Hadir di Pelantikan Guru Besar UGM, Netizen Salfok Foto Gibran di Dinding: Penghinaan..
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional