Suara.com - Melakukan pemeriksaan kesehatan kendati tidak sedang sakit belum menjadi kebiasaan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain kendala biaya, alasan lain biasanya karena takut menerima hasil buruk terkait kondisi kesehatan. Padahal, pemeriksaan kesehatan berkala merupakan langkah penting untuk mencegah penyakit serius.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menganjurkan masyarakat untuk memanfaatkan program cek kesehatan gratis yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah.
Namun, untuk mematahkan rasa takut yang mungkin dialami masyarakat, dia menyebutkan kalau tenaga kesehatan perlu lakukan edukasi secara terus-menerus untuk beri pemahaman bahwa kesehatan termasuk aset berharga.
"Perlu terus-menerus penyuluhan kesehatan agar kita semua menyadari bahwa kesehatan adalah aset yang amat berharga. Kalau mobil atau motor saja diperlihara dan setiap sekian ribu km di cek ke bengkel, maka apalagi tubuh kita sendiri," kata Tjandra kepada Suara.com saat dihubungi pada Senin (10/2/2025).
Pendekatan ini dapat jadi cara untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih enggan melakukan pemeriksaan kesehatan karena takut menemukan penyakit. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka diharapkan menyadari bahwa deteksi dini justru dapat menyelamatkan nyawa.
Edukasi kesehatan juga tidak hanya penting setelah pemeriksaan, tetapi juga sebelum proses berlangsung. Prof. Tjandra menekankan bahwa tenaga kesehatan perlu terlebih dahulu mengetahui riwayat kesehatan pasien sebelum melakukan pemeriksaan. Setelah tes selesai, hasilnya harus dijelaskan secara spesifik kepada masing-masing individu.
"Anjuran kesehatan akan tergantung dari hasil test kesehatan masing-masing orang, sangat spesifik. Inilah gunanya pemeriksaan kesehatan berkala agar kita tahu masalah kesehatan kita secara spesifik," ucapnya.
Program cek kesehatan gratis ini dimulai serentak secara nasional di 10 ribu puskesmas seluruh Indonesia. Ada sekitar belasan jenis tes yang diberikan melalui program tersebut bagi seluruh masyarakat, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia.
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes, Asnawi Abdullah mengungkapkan bahwa harga pengecekan kesehatan lewat program tersebut mencapai jutaan rupiah per orang. Karena itu, dia meminta masyarakat agar tidak melewatkan program gratis dari pemerintah itu.
"Memang cukup bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain, dan diperkirakan range-nya itu sekitar Rp1.600.000 sampai Rp2.000.000. Jadi sayang sekali kalau hadiah ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh bangsa kita," kata Asnawi usai meninjau pelaksanaan cek kesehatan gratis di Puskesmas Ciater, Tangerang Selatan, Senin.
Adapun tujuan dari program cek kesehatan itu, lanjut Asnawi, untuk mendeteksi faktor resiko penyakit yang dialami masyarakat. Harapannya, seseorang yang memang telah memiliki risiko penyakit tertentu bisa pendapatkan pengobatan lebih cepat. Sehingga, harapan kesembuhannya juga lebih besar.
Berita Terkait
-
Skrining Kesehatan di Puskesmas Masih Sepi Padahal Gratis, Pj Gubernur DKI: Mungkin Warga Belum Diinfokan Secara Jelas
-
Tanggapi Viral Seruan Adili Jokowi, Rocky Gerung: Buat Saya Itu Masuk Akal!
-
Susi Pudjiastuti Tertawa Ngakak usai Raffi Ahmad Bantah Timbun Gas Melon, Netizen: Tolong Tenggelamkan, Bu!
-
Jejak Digital Dikuliti, Jokowi Dicap Penipu Ulung usai Koar-koar IKN Diserbu Investor Asing: Dosa Mulyono Banyak!
-
Mangkrak, Artis yang Diajak Jokowi ke IKN Disorot Lagi: Dicap BuzzeRp hingga Ditantang Syuting Film Horor Joko Anwar
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf