Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan melanjutkan serangan militernya ke Jalur Gaza jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel paling lambat Sabtu siang. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan kabinet keamanannya pada Selasa (11/2).
"Mengingat pengumuman Hamas tentang keputusannya untuk melanggar perjanjian dan tidak membebaskan sandera kami, tadi malam saya memerintahkan [tentara Israel] untuk mengumpulkan pasukan di dalam dan sekitar Jalur Gaza," kata Netanyahu dalam pernyataan resminya.
Ancaman Netanyahu ini muncul di tengah gencatan senjata rapuh yang telah berlangsung sejak 19 Januari lalu. Hamas sebelumnya telah membebaskan sejumlah sandera secara bertahap dalam fase pertama kesepakatan, namun pada Senin (10/2), kelompok tersebut menegaskan bahwa tidak akan ada pembebasan lebih lanjut sampai pemberitahuan selanjutnya. Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian dengan melancarkan serangan dan menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memberikan tekanan terhadap Hamas. Sebagai sekutu dekat Israel, Trump memperingatkan bahwa jika semua sandera tidak dibebaskan sebelum tenggat waktu yang ditetapkan, ia akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata.
"Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami paling lambat Sabtu siang, gencatan senjata akan berakhir dan [tentara Israel] akan kembali bertempur sengit sampai Hamas akhirnya dikalahkan," ujar Trump dalam pernyataannya.
Namun, pernyataan keras dari Israel dan AS ini ditanggapi dengan skeptis oleh Hamas. Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyatakan bahwa sandera hanya dapat dibebaskan jika Israel menghormati kesepakatan yang ada.
"Trump harus ingat ada perjanjian yang harus dihormati oleh kedua belah pihak. Bahasa ancaman tidak memiliki nilai dan hanya memperumit masalah," ujarnya kepada Reuters.
Di sisi lain, situasi di Gaza semakin memburuk dengan kondisi kemanusiaan yang semakin kritis. Wilayah yang telah hancur akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 itu kini mengalami kelangkaan makanan, air, dan tempat tinggal. Banyak warga Gaza yang mengkritik sikap Trump, terutama terkait pernyataannya yang menyebut bahwa AS harus mengambil alih Gaza dan mengusulkan pemindahan lebih dari dua juta warga Palestina.
Pernyataan ini memicu kecaman dari berbagai pihak, yang menganggapnya sebagai bentuk pemaksaan dan pelanggaran hukum internasional.
Baca Juga: Houthi Ancam Serang Israel Jika Serangan ke Gaza Berlanjut
"Neraka yang lebih buruk dari yang sudah kita alami? Pembunuhan, kehancuran, dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Gaza belum pernah terjadi di tempat lain di dunia," kata Jomaa Abu Kosh, seorang warga Rafah, Gaza Selatan.
Ketegangan yang semakin meningkat ini menimbulkan kekhawatiran akan berlanjutnya konflik bersenjata di kawasan tersebut. Jika ultimatum Netanyahu dan Trump tidak dipenuhi, maka kemungkinan besar gencatan senjata yang rapuh ini akan berakhir, dan eskalasi pertempuran dapat kembali terjadi dalam waktu dekat.
Berita Terkait
-
Houthi Ancam Serang Israel Jika Serangan ke Gaza Berlanjut
-
Netanyahu Ultimatum Hamas: Bebaskan Sandera atau Perang Gaza Berlanjut!
-
Raja Yordania Tolak Mentah-Mentah Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza
-
Suriah Kecam Rencana Trump Soal Gaza: Kejahatan Serius yang Akan Gagal
-
Kelompok Palestina Sebut Rencana Trump Rebut Gaza Sebagai Ancaman Perang
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
KPK Terbitkan Sprindik Baru dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina-Petral
-
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, Jadi Operasi Tangkap Tangan Keenam di 2025
-
BREAKING NEWS! KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Prabowo Pastikan Negara Hadir, APBN Siap Bantu Bayar Utang Whoosh?
-
Tito Karnavian: Rp210 T untuk Hidupkan Ekonomi Desa Lewat Kopdeskel Merah Putih
-
Geger Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Saat Mau Numpang Tidur di Masjid, Begini Kronologinya
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
3.000 Pelari Padati wondr Surabaya ITS Run 2025, BNI Dorong Ekonomi Lokal dan Budaya Hidup Sehat
-
Tegaskan IKN Tak Akan Jadi Kota Hantu, Menkeu: Jangan Denger Prediksi Orang Luar, Sering Salah Kok
-
Setara Institute Sebut Upaya Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Sengaja Dilakukan Pemerintah