Suara.com - Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri diskusi dan bedah buku di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, Jumat (7/3), mengatakan bahwa dialog merupakan ruh dari demokrasi.
“Dialog itu ruh dari demokrasi. Jika pemimpin berpikir sesuatu, tetapi rakyat berpikir hal yang berbeda dan tidak ada titik temu, tentu ini tidak baik. Karena itu, komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat harus terus ditingkatkan,” kata SBY, sebagaimana dilansir Antara, Jumat hari ini.
Dia mengingatkan, demokrasi yang sehat membutuhkan dialog antara pemerintah dan rakyat. Menurut dia, komunikasi yang terbuka antara pemimpin dan masyarakat berperan penting agar kebijakan yang diambil tetap selaras dengan harapan publik.
SBY mengakui dinamika demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut. Menurut dia, setiap negara memiliki idealisme dan sistem politik yang terus berkembang seiring dengan tantangan zaman.
Namun begitu, dia menekankan, demokrasi mesti tetap menjunjung prinsip kekuatan rakyat (power of the people) dan mengakomodasi aspirasi masyarakat.
SBY juga membandingkan perkembangan demokrasi di Indonesia dengan negara-negara lain yang dianggap sebagai panutan demokrasi. Ia menyebut bahkan negara besar mengalami tantangan dalam menjaga sistem demokrasi mereka.
“Banyak kejadian di dunia dalam 5–10 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa negara-negara besar pun mengalami kemunduran dalam demokrasi mereka. Hal ini harus menjadi pembelajaran bagi Indonesia agar tidak terjebak dalam dinamika serupa,” tuturnya,
Dia pun mengaku optimistis dengan arah demokrasi Indonesia ke depan. Indonesia, dalam kacamata SBY, memiliki potensi besar untuk senantiasa maju asalkan para pemimpinnya memiliki visi kuat, integritas tinggi, dan mampu mengelola negara dengan baik.
“Indonesia adalah negara penuh harapan. Saya masih punya harapan yang baik bagi negeri ini. Masa depan Indonesia harus dipastikan tetap cerah, bukan sebaliknya. Namun, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, kita harus memahami syarat dan tantangan yang harus dilewati,” ujarnya.
Baca Juga: Danantara Banyak Dikritik, SBY Beri Nasihat Begini
Diskusi dan bedah buku bertajuk Standing Firm for Indonesia’s Democracy dihadiri oleh akademisi, mantan menteri, mahasiswa, dan tokoh masyarakat di Jepang. Dalam kesempatan itu, SBY menjawab berbagai pertanyaan, termasuk soal langkah yang akan dilakukannya untuk menjaga demokrasi.
“Jawaban saya begini: jika ada tanda-tanda terkait suatu masalah yang tidak dikehendaki oleh rakyat, maka harus diklarifikasi dan disampaikan dengan cara yang baik. Tidak harus melalui media atau disampaikan di depan publik, bisa dilakukan dengan komunikasi di balik layar, tetapi dengan niat yang baik,” kata SBY.
Buku yang berisi sejarah lisan pertama SBY selama masa kepemimpinannya (2004–2014) ini disusun oleh tim yang terdiri atas akademisi dari Indonesia dan Jepang, berdasarkan wawancara selama lebih dari 30 jam dengan SBY.
Berita Terkait
-
Anies Ungkap 3 Cara Mematikan Demokrasi, Publik Sebut Sudah Terjadi
-
Anies Ungkap Cara Mematikan Demokrasi, Warganet: Sudah Kejadian di Indonesia
-
Danantara Banyak Dikritik, SBY Beri Nasihat Begini
-
Annisa Pohan Nyekar di Makam Mertua, Tas Hermes Bikin Salfok
-
Dari Rival Jadi Sahabat? Prabowo, SBY, Jokowi Asyik Karaokean Pakai Seragam Komcad
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu