Suara.com - Baru-baru ini pembahasan seputar kenaikan pangkat seorang perwira di jajaran militer menjadi sorotan publik. Sosok yang menjadi sorotan itu adalah Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.
Seskab Teddy yang sebelumnya dikenal sebagai Mayor Teddy ini baru mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel (Letkol).
Sementara, pengangkatan jabatan Teddy itu berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/238/II/2025 tanggal 25 Februari 2025 tentang Penetapan Kenaikan Pangkat Reguler Percepatan (KPRP) dari Mayor ke Letkol yang tertera dalam Surat Perintah Nomor Sprin/674/II/2025.
Meski karir militernya melesat, kenaikan pangkat ini juga memunculkan perbandingan dengan perjalanan karier militer dari tokoh militer lainnya, salah satunya adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Mayor Teddy, yang baru bertugas selama 14 tahun, akhirnya menjadi sorotan publik karena dianggap mendapatkan kenaikan pangkat lebih cepat dari biasanya.
Umumnya, untuk meraih posisi Letkol, seorang perwira biasanya telah bertugas selama minimal 16 tahun.
Namun, Mayor Teddy sendiri baru bertugas selama 14 tahun dan menurut beberapa pihak dianggap belum memiliki cukup pengalaman untuk menduduki jabatan setinggi itu.
Netizen pun membandingkan dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY yang memulai karier militernya pada tahun 2000 dan mundur pada tahun 2016 setelah 16 tahun bertugas, hanya berhasil mencapai pangkat Mayor meski AHY merupakan anak dari Mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Keras, Pengamat Sindir Letkol Teddy: Tugas Kopassus itu Buka Tutup Pertempuran bukan Pegang Map
Alhasil, beberapa netizen menjadi ikut menyoroti kenaikan pangkat dari Mayor Teddy yang dianggap seperti terlalu cepat.
"untuk tentara yg baru bertugas 14 tahun, teddy ini harusnya belum bisa naik jadi letkol, paling cepet itu aja 16 taun. Sebage perbandingan AHY yg jadi tentara tahun 2000 & mundur thn 2016 (16 taun) pangkat maksimalnya aja cuma mayor," tulis netizen.
"Modal loyalitas sama Pak Pleciden, tab ranger dari Fort Benning pendidikan militer beken di Amerika. Prestasinya hanya sebatas akademik yg bener2 gada impact ke institusinya," kritik netizen.
"sdh gitu hartanya 15 M pulak, 10 aset tidak bergerak tanah/bangunan hasil hibah.. bpk ibunya anggota TNI.. jd g mungkin ngasih warisan segitu.. pangkat mayor harta 15 M?? dari mana cb," timpal netizen.
Cuitan soal pangkat Mayor Teddy tersebut bisa dilihat di sini.
Kontributor : Maliana
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir