Suara.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi, menyebutkan kalau pihaknya tidak dilibatkan dalam proses seleksi guru untuk Sekolah Rakyat. Umifah memahami kalau program tersebut dijalankan dengan mekanisme sendiri oleh Kementerian Sosial.
"Mengenai Sekolah Rakyat itu di Kementerian Sosial, mereka punya mekanisme dan prosedur sendiri," kata Unifah kepada Suara.com, dihubungi Rabu (26/3/2025).
Unifah juga mendengar kalau guru untuk Sekolah Rakyat justru diambil dari Guru Penggerak.
"Kalau seleksi saya dengar kan dari guru penggerak jadi tentu mengikuti proses seleksi yang ada di kementerian. Jadi kami gak ikutan tentang seleksi itu," terangnya.
Pemerintah menjadwalkan proses seleksi guru untuk Sekolah Rakyat akan langsung dimulai pada awal April 2025. Di waktu yang sama juga akan dilakukan penyaringan murid dari kelompok keluarga miskin ekstrem.
Ada syarat khusus bagi guru yang akan diseleksi untuk Sekolah Rakyat. Yakni, harus sudah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga akan tes kemampuan empati sosial.
Ketua Formatur Sekolah Rakyat M. Nuh menyampaikan, kemampuan empati sosial itu penting dimiliki para guru di Sekolah Rakyat karena nantinya murid yang diajarkan berasal dari kelompok menengah bawah bahkan miskin ekstrem.
"Akan mita tes, kita ingin tahu para guru itu punya empati sosial. Tidak hanya dia punya kompetensi akademik yang bagus, tapi paling tidak, karena ini berangkatnya adalah dari anak-anak yang punya kelas khusus, sehingga para gurunya itu pun juga harus punya empati sosial," kata Nuh saat konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Para guru juga harus menjadi tenaga pendidik yang transformatif. Artinya, mampu memotivasi dan menghantarkan para murid bisa punya kepercayaan diri yang baik.
Baca Juga: Sekolah Rakyat untuk Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Prabowo: Anak Tidak Boleh Jadi Pemulung
"Karena mereka ini punya latar belakang yang sangat khusus. Oleh itu kita ingin merumuskan, yang akan mengajar guru-guru yang transformatif. Bisa memindahkan anak-anak dari posisi X nol ini menjadi X100," kata Nuh.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), saat ini ada sekitar 60 ribuan guru lulusan PPG yang bisa diberdayakan untuk mengajar di Sekolah Rakyat. Penempatan kerja para itu guru nantinya akan disesuaikan dengan lokasi Sekolah Rakyat dengan domisilinya.
Proses seleksi puluhan ribu PPG itu akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG) Kemendikdasmen.
Pemerintah daerah juga diberi kebebasan untuk merekrut sendiri guru Sekolah Rakyat. Akan tetapi, Nuh menekankan, kalau kompetensinya harus sesuai dengan yang ditentukan tim formatur.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) juga telah menyebutkan kalau Sekolah Rakyat akan membutuhkan kurang lebih 700 tenaga pengajar. Kebutuhan itu untuk sekitar 40-an Sekolah Rakyat di berbagai daerah yang dipastikan bangunannya telah siap.
Gus Ipul juga menyampaikan kalau jumlah tersebut sudah menyesuaikan dengan kapasitas murid yang dapat diterima di masing-masing Sekolah Rakyat.
Berita Terkait
-
Bukan Pengganti, Tapi Penyelamat: M Nuh Jelaskan Sekolah Rakyat untuk Perluas Akses Pendidikan
-
Klaim Sekolah Rakyat Tak Dibedakan dengan Punya Pemerintah Lainnya, Gus Ipul: Kami Keroyokan
-
53 Sekolah Rakyat Disebut Siap Diresmikan Tahun Ini, Sebagian Besar Aset Kemensos
-
Dari Volkschool ke Sekolah Prabowo: Sejarah Panjang Sekolah Rakyat di Indonesia
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Pemuda di Cilincing Dibunuh karena Masalah Cewek, Pembunuhnya Sempat Kabur ke Bengkulu
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat