Suara.com - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana pembangunan Sekolah Rakyat sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia.
Namun, lebih dari sekadar program pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, inisiatif ini juga membawa makna historis yang mendalam.
Namun, lebih dari sekadar program pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, inisiatif ini juga membawa makna historis yang mendalam.
Sekolah Rakyat pernah menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan Indonesia, terutama pada era sebelum dan sesudah kemerdekaan. Indonesia pernah punya sejarah sekolah rakyat saat penjajahan kolonial.
Pada masa kolonial, akses pendidikan sangat terbatas bagi rakyat kecil, sehingga pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah dasar bernama Sekolah Rakyat (Volkschool) sebagai pendidikan dasar bagi pribumi.
Setelah Indonesia merdeka, konsep Sekolah Rakyat berkembang menjadi Sekolah Rakyat 6 Tahun, yang kemudian menjadi cikal bakal Sekolah Dasar (SD) seperti yang dikenal saat ini.
Sekolah ini menjadi simbol perjuangan dalam mencerdaskan anak-anak bangsa di tengah keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan.
Dengan menghidupkan kembali nama Sekolah Rakyat, Presiden Prabowo tidak hanya membangun sekolah berasrama untuk masyarakat kurang mampu, tetapi juga mengembalikan semangat lama dalam memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sekolah Rakyat bukanlah istilah baru, melainkan sebuah jejak sejarah yang pernah menjadi bagian penting dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia di masa lalu.
Baca Juga: 5 Rencana Sekolah Rakyat Prabowo: Punya Misi Putus Rantai Kemiskinan
Sejarah Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat memiliki jejak panjang dalam sejarah pendidikan di Indonesia.
Dikutip dari Museum Pendidikan Nasional, sekolah ini pertama kali didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1892 di Bandung dengan nama Volkschool atau Sekolah Rakyat.
Awalnya, Volkschool ditujukan bagi pribumi lulusan sekolah rendah tingkat dua (ongko loro) sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi di kalangan masyarakat lokal, meskipun dengan akses yang masih terbatas.
Pada masa pendudukan Jepang, sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan besar, termasuk dalam penamaan dan kurikulum sekolah.
Sekolah Rakyat yang sebelumnya dikenal sebagai Volkschool di bawah pemerintahan Hindia Belanda diubah namanya menjadi Kokumin Gakko pada tahun 1941 hingga 1946.
Tag
Berita Terkait
-
5 Rencana Sekolah Rakyat Prabowo: Punya Misi Putus Rantai Kemiskinan
-
Sekolah Rakyat untuk Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Prabowo: Anak Tidak Boleh Jadi Pemulung
-
Kemensos Pegang 211 Titik Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya STPL Bekasi
-
Mensos: Sekolah Rakyat Butuh 700 Guru untuk 2.000 Murid
-
Mensos Tinjau Gedung Mewah di Pondok Indah Calon Sekolah Rakyat, Begini Penampakannya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir