Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak forum global untuk belerjasama dalam menghadapi persoalan gizi dan stunting, sebagai bagian dari strategi pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Seruan ini disampaikan saat Pratikno menjadi pembicara sesi pleno 'Foundations for the Future' dalam Philanthropy Asia Summit (PAS) 2025 di Singapura. Dalam presentasinya berjudul "Global Action for Human Development", Pratikno mengangkat data global bahwa setiap 10 detik ada seorang anak meninggal akibat kekurangan gizi. Menurutnya, kejadian itu seperti perampasan masa depan anak.
"Tragedi ini bukan tanpa solusi, karena dunia telah memiliki pengetahuan, teknologi, dan sumber daya yang cukup," kata Pratikno dalam presentasinya, ditulis Rabu (7/5/2025).
Pratikno juga memaparkan kondisi Indonesia, di mana hampir 1 dari 4 anak mengalami stunting. Ia menyebut stunting sebagai silent crisis yang berdampak pada kehilangan potensi ekonomi lebih dari 3 persen PDB per tahun.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dan lebih dari 70 juta di antaranya anak, Pratikno menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan manusia Indonesia akan turut menentukan masa depan Asia Tenggara dan stabilitas global.
Oleh karena itu, dia mengajak publik global untuk turut mendukung pembangunan manusia Indonesia.
"Mendukung pembangunan manusia Indonesia bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga langkah strategis. Ini merupakan investasi berlipat ganda bagi keamanan kawasan, ketahanan pasar, dan kemajuan umat manusia secara global," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pratikno juga memperkenalkan pendekatan "Precision Policy" yang diterapkan Kemenko PMK. Sebuah model pengambilan kebijakan yang berbasis bukti, data, dan berorientasi pada dampak nyata terhadap masyarakat.
Pratikno menjelaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya mengorkestrasi kebijakan lintas 8 kementerian dan 10 lembaga pemerintah, serta memimpin sebagian besar program prioritas Presiden RI tahun 2025. Ia merinci strategi intervensi yang bersifat menyeluruh, mulai dari dukungan gizi ibu hamil, promosi ASI eksklusif, perbaikan sanitasi, hingga penguatan ketahanan pangan lokal.
Baca Juga: Dorong Pemanfaatan Kecerdasan Buatan, Menko PMK Inisiasi Satgas Strategi Nasional AI
"Perubahan tidak datang dari satu intervensi saja, melainkan dari transformasi sistem secara menyeluruh yang mengelilingi seorang anak," tuturnya.
Di akhir presentasi, dia juga menyampaikan ajakan kolaboratif dengan menawarkan tiga jalur kontribusi bagi para pelaku filantropi.
Pertama, memperkuat program yang sudah berjalan seperti layanan kesehatan dan makanan bergizi gratis. Kedua, memperkuat agenda pembangunan manusia melalui kolaborasi kebijakan, penyediaan tenaga ahli, dan inovasi teknologi. Ketiga, melakukan keduanya secara bersamaan untuk menciptakan dampak nyata dan terukur.
"Kita tidak butuh lebih banyak wacana. Kita butuh mitra yang siap terlibat, memperluas skala, dan bergerak cepat bersama," pungkasnya.
Upaya Cegah Stunting
Sementara itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) menjadi orang tua asuh dalam Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Berita Terkait
-
Dorong Pemanfaatan Kecerdasan Buatan, Menko PMK Inisiasi Satgas Strategi Nasional AI
-
10 Jenis Ikan Tinggi Protein Cocok untuk Diet dan Cegah Stunting
-
Kronologi Dugaan Korupsi Dana Stunting Miliaran Rupiah di Mandailing Natal
-
Anak Indonesia Kecanduan Gula? Ini Bahaya "Hidden Hunger" yang Mengintai Generasi Penerus!
-
H-2 Lebaran, Arus Mudik di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Menurun
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!