Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Ekonomi mengadakan sosialisasi Perpres No 16 Tahun 2025 tentang system sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Perpres ini merupakan perubahan dari PERPRES Nomor 44 Tahun 2020.
Sosialisasi ini dihadiri oleh multistekholders pelaku sawit seluruh Indonesia mulai dari pemerintah, asosiasi perusahan sawit, asosiasi petani dan mitra Pembangunan.
Pada kesemapatan ini, Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Sabarudin mengatakan, mendukung langkah pemerintah untuk percepatan sertifikasi ISPO bagi petani sawit melalui peraturan terbaru ini.
ISPO menurutnya bisa menjadi instrument utama untuk perbaikan tatakelala sawit Indonesia dari hulu ke hilir, ISPO juga bisa menjadi alat negosiasi yang kuat bagi Indonesia di pasar -pasar sawit guna memenuhu keberlanjutan sawit Indonesia sesuai dengan tuntutan konsumen di seluruh dunia.
"Kita dukung sertifikasi ISPO seratus persen dengan langkah nyata di lapangan melalui pendampingan langsung kepada petani sawit dan mempersiapakan mereka untuk sertifikasi ISPO," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/5/2025).
Agar sertifikasi ISPO ini cepat kepada petani, pihaknya minta pemerintah khususnya Presiden Prabowo untuk mempermudah akses dana bagi petani untuk sertifikasi ISPO sesuai dengan Perpres No 16 Tahun 2025 yang telah dikeluarkan pada bulan April lalu.
Di mana dalam pasal 16 menyebutkan biaya sertifikasi ISPO bagi petani sawit salah satunya bersumber dari BPDPKS, untuk pendataan petani penerbitan STDB, pengutaan koperasi petani, pelatihan-pelatihan untuk sesuai dengan prinsip ISPO sendiri dan biaya sertifikasi ISPO.
"Kami mengharapkan pendanaan ISPO, seratus persen didanai dari BPDPKS untuk itu mekanisme untuk akses dana ini harus segera di buka dan di permudah, dana yang ada di BPDPKS sejatinya kan itu dana dari petani jadi sudah selayaknya dana ini untuk mendukung petani sawit dengan akses yang mudah," ujarnya.
Dia mengatakan, selama ini dana BPDPKS terkesan sangat sulit di akses oleh petani sawit, padahal dana ini dipungut dari hasil potongan harga Tandan Buah Sawit (TBS) petani.
Baca Juga: Bentrok Suku Anak Dalam dan Sekuriti Perusahaan Sawit di Tebo, Satu Orang Tewas
Dia mengungkapkan, pungutannya tidak main-main setiap tahun berkisar sekitar 20-50 trilin rupiah.
"Kami tidak ingin dana ini hanya di gunakan untuk kepentingan program biodiesel yang hanya menguntungkan perusahan-peruhaan besar bermain di industry biodiesel ini. Kami sadari program biodiesel juga penting dna juga kita dukung," katanya.
Dia bilang, tanpa akses pendanaan yang mudah dari BPDPKS maka sertifikasi ISPO ini akan mandek tidak akan berjalan.
Sabarudin mengingatkan bahwa sawit sangat penting bagi petani. Membuka lapangan kerja sekitar 3,6 juta secara langsung yang bekerja di kebun petani sawitnya di desa-desa. Selain itu negara juga diuntungkan sebagai sumber devisa sekitar Rp 300 triun setiap tahunnya.
Dengan sertifikasi ISPO, akan meningkatkan produktifitas petani sawit. Ini tentu akan berkontribusi positif untuk produksi minyak sawit Indonesia.
"Melalui perbaikan sistem manajemen di petani sawit, misalnya penerapan budidaya sawit sesuai dengan GAP/BMP, pengelolan lingkungan di perkebunan sawit dengan baik, hasilnya akan ada peningkatan produktifitas bagi petani dan kesejahteraan bagi petani," tambahnya.
Digitalisasi Industri Sawit
Berita Terkait
-
Kejagung Pamerkan Rp 479 Miliar: Bukti Kejahatan Korupsi Sawit Skala Besar Terbongkar!
-
Saham AYLS Terbang Disaat Tren Kenaikan CPO & Melonjaknya Saham Small Caps
-
Luka Petani Pulau Laut di Balik Konglomerat Pelopor B50
-
Bagi Dividen, AALI Siapkan Rp 515,8 Miliar atau Setara Rp 268 per Lembar Saham
-
Keadilan Rp60 Miliar: Ketika Hakim Jadi Makelar Hukum untuk Korporasi Sawit
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram