Suara.com - Perubahan iklim bukan lagi isu global yang jauh dari kehidupan masyarakat desa. Dampaknya kini terasa nyata—cuaca tak menentu, krisis air bersih, hingga bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang datang semakin sering.
Menyadari kenyataan ini, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) mengarahkan pemanfaatan Dana Desa tahun 2025 untuk memperkuat ketahanan desa terhadap krisis iklim.
“Salah satu fokus penggunaan Dana Desa 2025 adalah untuk kegiatan adaptasi, mitigasi bencana alam serta perubahan iklim, dan pengembangan desa ramah lingkungan,” kata Rahmatia Handayani, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDT, dalam pembukaan Dialog Publik Desa Peduli Iklim dan Desa Tanggap Bencana seperti dikutip dari ANTARA, Selasa, (27/05/2025).
Kebijakan tersebut tertuang dalam Permendes Nomor 2 Tahun 2024 yang mengatur petunjuk operasional fokus penggunaan Dana Desa tahun depan.
Selain itu, dalam Keputusan Menteri PDT Nomor 501 Tahun 2024, Kemendes juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam mewujudkan desa yang tangguh terhadap iklim, mulai dari pemerintah pusat hingga komunitas lokal.
Kebijakan ini tidak lahir tanpa dasar. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang 2024 telah terjadi 3.472 kejadian bencana di Indonesia.
Menariknya, sebanyak 99,34 persen dari bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, dan angin kencang. Banjir menjadi yang paling sering terjadi, yakni mencapai 1.420 kejadian.
"Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi salah satu yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan data bencana Indonesia, sepanjang tahun 2024 telah terjadi 3.472 kejadian bencana dan 99,34 persen diantaranya adalah bencana hidrometereologi dengan banjir sebagai yang paling dominan, yakni mencapai 1.420 kejadian," kata dia.
Dampak dari perubahan iklim tak hanya terasa pada aspek lingkungan, tetapi juga memengaruhi sektor ekonomi, sosial, hingga kesehatan mental masyarakat. Situasi ini menjadi sinyal kuat bahwa desa-desa di Indonesia tak bisa lagi menunggu, tetapi harus segera bergerak.
Baca Juga: Krisis Iklim Ancam Masa Depan Kopi Dunia, tapi Harapan Tumbuh dari 'Si Pemburu Kopi'
Di sinilah Dana Desa diharapkan menjadi instrumen perubahan. Dengan pengelolaan yang tepat, desa-desa bisa membangun sistem peringatan dini bencana, membentuk tim tanggap darurat, memperbaiki tata kelola air, menanam jenis tanaman yang tahan kekeringan, hingga memanfaatkan energi terbarukan secara lokal.
Upaya-upaya ini tidak hanya memberi perlindungan, tetapi juga membuka peluang inovasi berbasis lokal.
Namun, membangun desa tangguh iklim tidak bisa dilakukan secara top-down. “Semua kebijakan ini tidak akan berarti tanpa partisipasi masyarakat desa, pendamping desa, dan para pemangku kepentingan lain,” tegas Rahmatia.
Oleh karena itu, Kemendes menyelenggarakan dialog publik bukan hanya sebagai forum sosialisasi, tetapi sebagai ruang bersama untuk bertukar gagasan, pengalaman, dan aspirasi.
Dialog ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kolektif di tingkat desa tentang urgensi perubahan iklim, menghimpun masukan kebijakan, dan mendorong sinergi dalam pelaksanaan aksi konkret yang berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci: dari pemetaan risiko hingga perencanaan anggaran, dari edukasi hingga pelaksanaan program berbasis komunitas.
Langkah ini juga membuka peluang baru bagi desa untuk mengakses sumber pendanaan lain, termasuk dari mitra pembangunan, sektor swasta, dan inisiatif masyarakat sipil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Usul Koalisi Permanen, Bahlil Dinilai Ingin Perkuat Stabilitas dan Konsolidasi Golkar
-
Banjir Rob Jakarta Utara: Jalan Depan JIS Kembali Terendam
-
KPK Ungkap Linda Susanti yang Laporkan Dugaan Penggelapan Barang Bukti Ternyata Lakukan Penipuan
-
Trik Jitu Bahlil Bikin Prabowo 'Jatuh Hati', Pujian Meluncur Deras di HUT Golkar
-
Ancaman Rob Mengintai Jakarta, Wakil Ketua DPRD DKI Dukung Aturan Perlindungan Mangrove
-
Menteri LH Setop Aktivitas Perusahaan Tambang, Sawit dan PLTA di Batang Toru!
-
Skandal Digitalisasi SPBU Pertamina Merembet? KPK Kini Selidiki Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
Tinggalkan Rakyat Saat Banjir demi Umrah, Gerindra Copot Bupati Aceh Selatan dari Ketua DPC Partai
-
Setuju Pilkada Lewat DPRD, Apa Alasan Prabowo Kasih Lampu Hijau Usulan Golkar?
-
Demi Stabilitas Pemerintahan, Bahlil Usulkan Pembentukan Koalisi Permanen: Jangan On Off