Suara.com - Udara bersih dan segar sempat dianggap sebagai sesuatu yang tak ternilai namun tersedia bebas. Kini, anggapan itu tak lagi berlaku.
Krisis iklim dan polusi udara telah mengubah udara bersih menjadi barang langka, bahkan menjadi hak yang harus diperjuangkan. Hal ini menjadi sorotan utama dalam Konferensi Global Kedua tentang Polusi Udara dan Kesehatan yang digelar oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama pemerintah Kolombia di Cartagena, akhir Maret lalu.
Polusi udara merupakan ancaman kesehatan global yang serius. Menurut WHO, 99% populasi dunia menghirup udara yang melebihi batas pedoman kualitas udara WHO, mengandung tingkat polutan tinggi.
Dampak kesehatan dari polusi udara sangat mengerikan. Laporan dari The Lancet Planetary Health pada tahun 2019 menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi terhadap sekitar 6,7 juta kematian dini di seluruh dunia setiap tahunnya.
Polutan seperti materi partikulat halus (PM2.5) dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan aliran darah, menyebabkan penyakit pernapasan kronis, penyakit jantung, stroke, bahkan kanker paru-paru.
WHO juga memperkirakan bahwa polusi udara ambien (luar ruangan) dan rumah tangga secara kolektif menyebabkan 7 juta kematian dini setiap tahunnya. Data ini menggarisbawahi urgensi tindakan untuk mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas udara demi kesehatan masyarakat global.
Maria Neira, Direktur WHO untuk Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan, menegaskan bahwa polusi udara kini menjadi penyebab utama beban masalah kesehatan di hampir seluruh negara.
"Penyakit kronis yang diakibatkan oleh polusi udara telah membebani sistem kesehatan kita," katanya, dilansir dari situs resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa, ditulis Rabu (28/5/2025).
Yang lebih mencemaskan, dampak ini paling terasa di negara-negara berkembang yang memiliki kota-kota besar namun regulasi lingkungan yang lemah. Beban ekonomi dan kesehatan akibat polusi udara terus meningkat dan sering kali tidak tercatat dalam neraca pembangunan.
Baca Juga: BNI Dukung Program Perbaikan Kualitas Udara Bersih di Indonesia
Kemauan Politik Demi Udara Bersih
Konferensi Cartagena menyepakati target global: mengurangi dampak kesehatan akibat polusi udara sebesar 50% pada tahun 2040. Untuk itu, dibutuhkan langkah konkret: investasi dalam energi bersih, perombakan sistem transportasi, serta regulasi yang ketat terhadap kualitas udara.
Tidak sedikit negara telah menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan udara bersih bisa berjalan beriringan. China menjadi contoh, berhasil memangkas emisi tanpa mengorbankan laju ekonominya.
Uni Eropa telah mengadopsi Direktif Kualitas Udara baru yang memangkas separuh ambang batas legal polusi dan menargetkan pengurangan kematian akibat polusi sebesar 30% pada 2030.
Sementara Kolombia, tuan rumah konferensi, meluncurkan kebijakan transportasi publik nol emisi dan bahan bakar bersih serta menargetkan pengurangan emisi karbon 40% dalam lima tahun ke depan.
"Argumen bahwa investasi pada lingkungan tidak memberi manfaat jangka pendek adalah mitos," tegas Neira.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?