Suara.com - Dulu diremehkan, kini produknya hadir di luar negeri. UMKM disabilitas mampu bertahan hingga menembus pasar internasional dengan kekuatan platform digital. Inilah kisah perjuangan, transformasi, dan keberhasilan sebuah UMKM inklusif dari Yogyakarta.
-
Penyandang disabilitas seringkali mendapatkan stigma buruk di masyarakat. Mereka kerap dianggap memiliki keterbatasan yang menghalangi produktivitas, tetapi kenyataannya dengan dukungan yang tepat, mereka mampu melampaui batas yang diciptakan oleh masyarakat. Hal ini yang dibuktikan oleh ABC Woodentoys, sebuah usaha mainan kayu edukatif asal Yogyakarta yang berhasil menembus pasar internasional berkat tangan-tangan bertalenta penyandang disabilitas serta pemanfaatan platform digital.
ABC Woodentoys berdiri bukan hanya sebagai bisnis, tetapi sebagai gerakan inklusif yang membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk berkarya dan mandiri. Pendiri ABC Woodentoys, Rita Indriana mengatakan, sejak awal ABC Woodentoys memiliki visi yang jelas, yakni menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang kerap terpinggirkan.
Saat berbincang dengan Suara.com pada akhir Maret 2025, Rita mengaku sempat mengabdikan diri menjadi guru PAUD di Yogyakarta sebelum mulai mengembangkan bisnis mainan edukasi. Sementara itu, suaminya adalah seorang guru di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) di Bantul. Ia prihatin dengan temuan di lapangan banyak penyandang disabilitas lulusan SLB tidak bisa mendapatkan kesempatan kerja karena keterbatasan yang dimiliki.
Kondisi yang ditemui Rita sejalan dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2020, terdapat 17,95 juta penduduk penyandang disabilitas berusia kerja (15 tahun ke atas), atau sekitar 8,8 persen dari total penduduk usia kerja. Namun, hanya 7,68 juta orang atau 5,98 persen dari total penduduk yang bekerja. Ironisnya, angka ini justru mengalami penurunan mencapai 20,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka terdiri atas pekerja laki-laki sebanyak 57,73 persen dan pekerja perempuan sebanyak 42,27 persen. Dilihat dari tempat tinggal, pekerja disabilitas lebih banyak tinggal di pedesaan, yakni sebesar 55,74 persen, sementara pekerja yang tinggal di kota hanya 44,26 persen.
Padahal, saat ini Indonesia berada di fase puncak bonus demografi, sebuah fase ketika penduduk usia produktif mendominasi populasi sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi. Tidak hanya penduduk non disabilitas usia produktif saja yang mendominasi populasi, penyandang disabilitas usia produktif juga menjadi bagian penting dari kelompok tersebut.
Merujuk data dari ‘Buku Penduduk Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045’ yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas), diperkirakan ada 50 ribu bayi penyandang disabilitas dari total 4,56 juta bayi yang lahir tahun 2024. Mereka akan tumbuh menjadi individu yang berpotensi besar di masa depan jika diberikan akses dan peluang yang setara.
Keresahan ini yang membuat hati Rita tergerak. Pada tahun 2003, ia dan suami sepakat membangun bisnis untuk memberdayakan para penyandang disabilitas khususnya usia produktif. Rita memilih mainan sebagai objek bisnisnya karena ia melihat masih sedikit UMKM lokal yang memproduksi mainan.
Berawal dari produksi mainan puzzle ketangkasan, ABC Woodentoys kini terus berkembang menjual berbagai jenis mainan edukatif yang telah mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Tidak hanya itu, bahan baku kayu yang digunakan juga dipilih secara ketat melalui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu untuk memastikan legalitas dan kualitas kayu. Semua produk unggulan ABC Woodentoys dikerjakan oleh pekerja penyandang disabilitas.
“Penyandang disabilitas bisa dan mampu. Walaupun punya keterbatasan, mereka memiliki kelebihan yang bisa dikembangkan mungkin dari sisi kriya, boga atau desain grafis, pasti mereka punya skill yang dimiliki dan bisa dikembangkan talentanya,” ujar Rita.
Melesat ke Pasar Internasional dengan Platform Digital
Sudah 22 tahun berlalu, ABC Woodentoys kini telah menguasai pasar domestik hingga merambah ke pasar internasional. Saat ini ABC Woodentoys memiliki lebih dari 100 reseller dan 10 titik konsinyasi di Yogyakarta. Titik balik bisnis ini terjadi ketika memasuki dunia digital.
Pada tahun 2018, Rita mulai memanfaatkan platform digital Shopee untuk memasarkan produknya. Langkah ini terbukti membawa perubahan signifikan. Saat pagebluk COVID-19 melumpuhkan banyak usaha, ABC Woodentoys justru mengalami lonjakan permintaan berkat bantuan Shopee dan strategi pemasaran digital yang efektif. Produk-produk mereka sukses menembus pasar luar negeri, seperti Singapura dan Australia.
Tidak hanya bertahan, ABC Woodentoys semakin berkembang pesat. Dalam waktu singkat mereka berhasil meraih status star seller dengan pendapatan mencapai ratusan juta rupiah. Pencapaian ini semakin memperkuat misi sosial mereka dalam menciptakan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas.
Untuk memenuhi produksi mainan berkualitas, Rita dibantu oleh 10 pekerja, tiga pekerja di antaranya memiliki berbagai latar belakang disabilitas, mulai dari grahita, tuli hingga wicara. Mereka mendapatkan hak yang sama seperti pekerja lainnya, termasuk jaminan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Mereka memiliki perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, hingga Jaminan Pensiun.
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Slogan! UMKM Terbukti 'Penyelamat' Ekonomi RI
-
Jajanan Tradisional Hingga K-Pop Dance! Ini Keseruan Makassar Terkini Festival yang Bikin Nagih
-
Belasan UMKM Lokal Bagikan Ribuan Makanan Gratis dalam Aksi #LokalBantuWarga
-
Perkuat Layanan dan Kobarkan Jiwa Entrepreneurship, PNM Apresiasi Pelaku Ultra Mikro
-
Pasar Lokal UMKM Vol.5 Hadir Lagi, Tampilkan Produk Kreatif dan Kuliner Lokal
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
Pakistan Berduka: Korban Banjir Melonjak Drastis
-
YLKI Desak Penyelesaian Masalah Stok dan Harga Beras di Pasaran
-
Eks Stafsus Jokowi Wafat: Ini Sepak Terjang hingga Karier Politik Arif Budimanta
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan