2. Mengunci Narasi Tunggal Tragedi Kemanusiaan 1965
Peristiwa G30S dan tragedi kemanusiaan yang mengikutinya adalah luka paling kompleks dalam sejarah bangsa.
Sejarawan Bonnie Triyana, pendiri Majalah Historia, dengan tegas menolak penyederhanaan sejarah untuk tujuan politik.
"Sejarah itu bukan pengadilan yang tugasnya mencari siapa yang mutlak salah dan benar. Tugas sejarawan adalah menyajikan kompleksitas peristiwa berdasarkan fakta dan ragam sumber," tegas Bonnie.
"Upaya 'meluruskan' sejarah yang bertujuan mengembalikan narasi tunggal versi Orde Baru akan membunuh empati kita. Ini akan menutup pintu rekonsiliasi dan melanggengkan stigma terhadap jutaan korban dan keluarganya yang tidak pernah diadili."
Pelurusan Sejarah oleh Akademisi
- Berbasis Bukti
Menggunakan data, arsip, artefak, dan sumber primer yang dapat diverifikasi secara ilmiah. - Multiperspektif
Melihat satu peristiwa dari berbagai sudut pandang, termasuk dari sisi korban, pelaku, dan saksi mata. - Tujuan Pemahaman
Mencari kebenaran dan pemahaman yang lebih utuh atas masa lalu untuk dijadikan pelajaran. - Proses Terbuka
Melibatkan diskusi, debat, dan tinjauan sejawat (peer review) di kalangan komunitas ilmiah.
Politisasi Sejarah oleh Politisi
- Berbasis Agenda
Memilih dan memilah fakta yang sesuai dengan agenda politik atau ideologi tertentu. - Narasi Tunggal
Memaksakan satu versi cerita yang absolut dan menolak sudut pandang lain yang berbeda. - Tujuan Legitimasi/Delegitimasi
Membenarkan kekuasaan kelompoknya atau menyalahkan dan mendiskreditkan lawan politik. - Proses Tertutup
Ditentukan oleh segelintir elite politik tanpa ruang untuk kritik atau perdebatan publik yang sehat.
Sejarah adalah cermin bangsa. Jangan biarkan cermin itu retak oleh kepentingan sesaat.
3. Delegitimasi Perjuangan Reformasi 1998
Gerakan Reformasi 1998 adalah fondasi demokrasi Indonesia modern.
Namun, dalam kerangka politisasi sejarah, gerakan ini bisa dengan mudah didistorsi.
Baca Juga: Bonnie Triyana: Hentikan Penulisan Ulang Sejarah versi Fadli Zon
Pengamat politik sering mengingatkan bahwa narasi tandingan bisa diciptakan untuk melemahkan makna reformasi.
4. Menguatnya Politik Identitas dan Perpecahan Bangsa
Sejarah yang dipolitisasi adalah bahan bakar paling efektif untuk politik identitas.
Sejarawan Taufik Abdullah pernah mengingatkan bahwa sejarah bisa menjadi "alat pemukul" atau "cermin".
Politisasi mengubah sejarah menjadi alat pemukul. Narasi akan fokus pada superioritas satu kelompok (etnis, agama, atau golongan) dan menyingkirkan peran kelompok lain, menciptakan retakan sosial yang dalam dan berbahaya.
5. Membunuh Nalar Kritis di Ruang Kelas
Berita Terkait
-
Bonnie Triyana: Hentikan Penulisan Ulang Sejarah versi Fadli Zon
-
5 Kontroversi Fadli Zon: Like Konten Begituan dan Sering Sindir Presiden
-
Beda dengan Fadli Zon, Pidato Habibie Akui Pemerkosaan di Peristiwa 98 Kembali Viral
-
Klarifikasi Soal Pemerkosaan Massal, Baskara Putra Soroti Tak Adanya Permintaan Maaf dari Fadli Zon
-
Menbud Fadli Zon: Coba Bayangkan jika Bangsa Kita Dicap Pemerkosa Massal
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf