Suara.com - Baru-baru ini, video yang menggambarkan busa putih di aliran Banjir Kanal Timur (BKT) di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, viral di media sosial.
Busa putih menghampar sepanjang permukaan air, menimbulkan kekhawatiran warga yang melintas dan ramai diunggah di media sosial. Salah satu unggahan yang menyita perhatian datang dari akun @ilhamapriyanto, yang membagikan potret busa memanjang hingga sejauh mata memandang.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta segera memberi penjelasan. Menurut Humas DLH Yogi Ikhwan, fenomena busa tersebut terjadi akibat pembukaan penuh pintu air di Weir 3 BKT, sebagai bagian dari prosedur penanganan banjir.
“Busa ini muncul karena turbulensi kuat dari pembukaan pintu air saat tinggi muka air mencapai 4,1 meter, atau sudah masuk kategori siaga,” ujar Yogi pada Jumat (20/6).
Ia menambahkan, arus deras membawa busa menuju hilir hingga sekitar satu kilometer sebelum akhirnya menghilang secara alami.
Namun, yang menjadi perhatian adalah dugaan kandungan dalam busa itu. Menurut Yogi, busa kemungkinan besar berasal dari limbah rumah tangga, terutama detergen yang terbawa aliran air hujan dari kawasan hulu. Turbulensi saat air melewati perbedaan ketinggian di pintu air memicu busa yang kemudian mengapung di permukaan kanal.
Langkah Cepat dan Upaya Jangka Panjang
Menanggapi kejadian tersebut, DLH tidak tinggal diam. Tim dari Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) langsung diturunkan untuk mengambil sampel air guna dianalisis lebih lanjut. Hasilnya akan menjadi dasar penting untuk evaluasi serta perencanaan penanganan lanjutan, terutama dalam menekan masuknya limbah domestik ke badan air.
“DLH juga terus melakukan pemantauan berkala dan berkoordinasi dengan instansi lain agar kejadian seperti ini tidak berulang,” jelas Yogi.
Baca Juga: Berjibaku Selama 3,5 Jam, DLH Jakarta Kumpulkan 132 Ton Sampah Malam Tahun Baru
Ia juga mengajak masyarakat untuk memahami bahwa detergen yang menghasilkan banyak busa belum tentu efektif dalam membersihkan. Justru, detergen dengan kandungan surfaktan aktif seperti MBAS (Metilen Blue Active Surfactant) sering kali berdampak buruk bagi lingkungan air.
“Sebaiknya masyarakat beralih ke soft detergent yang lebih ramah lingkungan,” imbau Yogi.
Menindak Pelanggaran, Membangun Solusi
DLH juga akan menempuh langkah hukum. Bidang Penaatan dan Penegakan Hukum beserta Suku Dinas LH akan melakukan sosialisasi sekaligus penindakan terhadap pelaku usaha—seperti laundry atau cuci kendaraan—yang membuang limbah langsung ke kanal tanpa pengolahan.
Ke depan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tengah menyiapkan pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) secara bertahap. Sistem ini diharapkan mampu mengolah limbah rumah tangga menjadi air buangan yang sesuai dengan baku mutu dan aman untuk lingkungan.
"Secara bertahap, Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD), agar menghasilkan olahan berupa air sesuai baku mutu air limbah sehingga dapat dibuang ke badan air dengan aman," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB