Suara.com - Beberapa warga Palestina yang beragama Islam maupun Kristen dan menetap di wilayah Israel mengaku kini tidak lagi diberikan akses ke bunker perlindungan ketika terjadi serangan udara.
Padahal, sebelumnya mereka diperbolehkan masuk untuk menyelamatkan diri dari ancaman rudal, termasuk saat serangan dari Iran baru-baru ini mengguncang Tel Aviv.
Peristiwa ini terjadi di kawasan Jalan Yehuda Hayamit, yang dikenal sebagai salah satu wilayah permukiman dengan populasi campuran.
Sekitar sepertiga penduduknya merupakan warga Palestina, namun dalam praktiknya, kesetaraan perlakuan masih menjadi persoalan.
Menurut pengakuan warga kepada Middle East Eye, mereka baru mengetahui bahwa kode akses menuju bunker telah diubah.
Hal ini mereka temukan setelah sekitar 12 hingga 15 orang, baik Muslim maupun Kristen, mencoba masuk ke ruang perlindungan ketika sirene tanda bahaya berbunyi beberapa waktu lalu.
Upaya mereka gagal karena kode lama tidak lagi berfungsi, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Nasir Ktelat, salah satu warga Palestina yang tinggal di apartemen lantai empat tak jauh dari lokasi bunker, mengungkapkan kekecewaannya.
Ia menyebut, sebelumnya mereka memiliki akses yang diberikan secara informal oleh perwakilan komunitas bangunan. Namun, situasi kini berubah.
Baca Juga: Arie Untung Rekam Gharqad, Tumbuhan yang Disebut Nabi Muhammad Tempat Sembunyi Orang Yahudi
“Dulu kami bisa masuk ke bunker tanpa masalah. Itu sudah menjadi kesepakatan tak tertulis di antara warga lama yang tinggal di bangunan tua di sekitar sini. Tapi saat kami mencoba masuk pekan lalu, jelas terlihat kami tidak diterima,” ujar Nasir.
Ia menambahkan, ekspresi wajah penghuni gedung baru yang sebagian besar merupakan warga Yahudi-Israel menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap kehadiran warga Palestina. Meski demikian, karena kondisi darurat, mereka tetap memilih masuk.
“Kami tidak punya pilihan. Ini soal hidup dan mati. Tapi kami disambut dengan tatapan sinis, seolah kami tidak punya hak untuk selamat,” lanjutnya.
Seorang perempuan Kristen yang ikut berlindung dalam insiden tersebut, namun enggan menyebutkan namanya, juga menyampaikan rasa tidak nyaman.
Ia menyebut perubahan kode akses dilakukan secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas.
“Ini sangat menyakitkan. Saat bahaya mengancam, semua orang seharusnya bisa berlindung tanpa pandang bulu. Tapi kami justru dikucilkan,” tuturnya.
Berita Terkait
- 
            
              Arie Untung Rekam Gharqad, Tumbuhan yang Disebut Nabi Muhammad Tempat Sembunyi Orang Yahudi
 - 
            
              Iran Tembak Jatuh Pesawat Canggih Seharga Rp4,5 Triliun Milik Israel
 - 
            
              Timur Tengah Memanas, SBY Sebut Nama Pemimpin yang Bisa Hentikannya Jadi Perang Dunia III
 - 
            
              Namanya Ada di Surat Al Fill, Inilah Kehebatan Rudal Sejjil Iran yang Ditembakkan ke Israel
 - 
            
              Perang Iran-Israel Bikin Dunia Waswas, SBY Ungkap Pemimpin Gemar Berperang, Siapa?
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah