- Jakarta resmi berganti status menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) pada Maret 2025, ditandai insiden bencana hidrometeorologi.
- Sepanjang 2025, Jakarta menghadapi banyak tragedi kebakaran signifikan seperti di Glodok Plaza dan Pasar Taman Puring.
- Kondisi lingkungan memburuk dengan isu krisis air bersih pada Mei dan puncak kebakaran hebat terjadi pada September.
Suara.com - Tahun 2025 menjadi tonggak sejarah baru bagi Jakarta yang resmi menanggalkan status Daerah Khusus Ibukota (DKI) menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Namun di tengah transisi menjadi kota global, Jakarta justru dihadapkan pada serangkaian bencana hidrometeorologi dan tragedi kebakaran yang silih berganti menguji ketangguhan warganya.
Berikut adalah rangkuman peristiwa penting yang mewarnai Jakarta dari Januari hingga Desember 2025:
Januari: Awal Tahun yang Basah dan Membara
Tahun 2025 dibuka dengan kebakaran hebat di Glodok Plaza pada 15 Januari akibat korsleting listrik sistem pendingin udara yang menelan kerugian hingga Rp90,9 miliar.
Tak hanya api, banjir setinggi 80 cm juga merendam Jalan Raya Grogol dan Tegal Alur pada akhir bulan akibat curah hujan ekstrem yang mencapai 300 mm.
Februari: Kepungan Rob dan Si Jago Merah
Wilayah pesisir utara Jakarta lumpuh akibat banjir rob setinggi 50 cm yang merendam kawasan Muara Baru selama tiga hari berturut-turut karena fenomena pasang air laut.
Di daratan, si jago merah mengamuk di pemukiman padat Tambora dan menghanguskan 15 rumah kayu akibat kebocoran tabung gas.
Baca Juga: Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
Maret: Status Baru dan Banjir Kiriman
Jakarta resmi menyandang status Daerah Khusus Jakarta (DKJ) sekaligus membentuk Dewan Aglomerasi untuk sinkronisasi penanganan masalah lintas batas.
Namun, status baru ini disambut banjir kiriman di Cililitan yang merendam rumah warga hingga setinggi plafon atau sekitar 2,5 meter akibat luapan Kali Ciliwung.
April: Kelamnya Gudang Tekstil dan Sampah Lebaran
Momen mudik Lebaran diwarnai kebakaran gudang tekstil di Kalideres yang berkobar hebat selama enam jam karena sulitnya akses air bagi petugas pemadam.
Tumpukan sampah pasca Lebaran di Pintu Air Manggarai juga sempat mencapai 200 ton dalam semalam setelah hujan lokal mengguyur ibu kota.
Berita Terkait
-
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
-
Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Natal 24-25 Desember, Ini Jadwalnya
-
Persiapan Gereja Katedral Jakarta Jelang Natal 2025
-
Rawan Roboh Selama Cuaca Ekstrem, Satpol PP DKI Jakarta Tertibkan 16 Reklame Berbahaya
-
Demo di Balai Kota, Buruh Jakarta Tagih Janji 'Manusiakan Pekerja' Lewat UMP Rp5,8 Juta
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
-
Empat Pekan Pascabencana Sumatra, Apa Saja yang Sudah Pemerintah Lakukan?
-
PKB soal Bencana Sumatra: Saling Tuding Cuma Bikin Lemah, Kita Kembali ke Khitah Gotong Royong
-
18 Ucapan Selamat Natal 2025 Paling Berkesan: Cocok Dikirim ke Atasan, Sahabat, hingga Si Dia!
-
Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Natal 24-25 Desember, Ini Jadwalnya
-
Diduga Peliharaan Lepas, Damkar Bekasi Evakuasi Buaya Raksasa di Sawah Bantargebang Selama Dua Jam
-
Bambang Tri Siap Jadi Saksi Sidang Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Baru dari Buku Sri Adiningsih
-
Wamenkum: Penyadapan Belum Bisa Dilakukan Meski Diatur dalam KUHAP Nasional
-
Hindari Overkapasitas Lapas, KUHP Nasional Tak Lagi Berorientasi pada Pidana Penjara
-
Kayu Hanyutan Banjir Disulap Jadi Rumah, UGM Tawarkan Huntara yang Lebih Manusiawi