Suara.com - Indonesia menjadi sorotan warga Brazil usai seorang pendaki, Juliana Marins meninggal dunia di Gunung Rinjani. Sejumlah komentar tak sedap hadir di media sosial, menyorot soal dugaan lambatnya tim evakuasi.
Bahkan di salah satu kicauan, ada akun yang menyebutkan soal proses evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani adalah sebuah kebohongan.
"Saudari Juliana, warga Brazil yang terjatuh di gunung berapi. 'Semua video penyelamatan yang dibuat adalah kebohongan. Mereka tidak dapat menjangkaunya. Penantian untuk mendapatkan bantuan, telah berlangsung lebih dari 30 jam'," demikian kicauan dari akun @poponzone pada 22 Juni 2025.
Postingan si pemilik akun beberapa hari lalu pun mendapat respons dari warganet lain. Akun @/iwontmove yang dalam bionya mengaku adalah orang Brazil, meluruskan beberapa hal.
"Saya orang Brasil dan saya akan memberi Anda beberapa informasi tentang kasus Juliana karena saya melihat banyak informasi palsu," kata si pemilik akun tersebut.
Pemilik akun @/iwonmove ini menemukan lima hal yang menjadi kesulitan tim penyelamat mengevakuasi Juliana Marins.
1. Kronologi Juliana Marins jatuh
Si pemilik akun mengatakan Juliana Marins tidak jatuh dari ketinggian 200 meter, melainkan 900 meter. Di mana tubuhnya meluncur karena lereng gunung yang sangat curam.
Tambahan informasi, berdasarkan keterangan dari Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Mohammad Syafii, jenazah Juliana Marins berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter.
Baca Juga: Tragedi Juliana Marins di Rinjani Viral, Ini 3 Film Survival Gunung Diangkat dari Kisah Nyata
2. Kabut menghambat proses evakuasi
Tim evakuasi bukannya tidak sigap atau berjalan lambat untuk menolong Juliana Marins. Namun ada beberapa kendala yang ditemukan seperti kabut yang tebal.
"Mereka mencoba menggunakan helikopter untuk menemukannya. Namun, tampaknya tidak ada yang bisa dilakukan," kata si pemilik akun.
"Dia kemungkinan besar sudah meninggal, dia tidak menerima makanan, tidak minum," imbuhnya.
3. Sulitnya medan di Gunung Rinjani
Si pemilik akun juga memperlihatkan medan sulit di Gunung Rinjani. Bahkan untuk berjalan, sepatu para pendaki tenggelam karena tebalnya pasir.
Berita Terkait
-
Proses Evakuasi Juliana Marins Jadi Sorotan, Dasco Minta Komisi di DPR Beri Masukan ke Pemerintah
-
Bukan untuk Ungkap Penyebab Kematian, Ini Alasan Unik Keluarga Minta Jasad Pendaki Brasil Diautopsi
-
Tim SAR Tak Bisa Selamatkan Juliana Marins, Keluarga Terenyuh Permintaan Maaf Agam Rinjani
-
Pendaki Brasil Tewas di Rinjani, Fakta Baru Ungkap Minim Pengalaman dan Dugaan Kelalaian Pemandu
-
DPR soal Lambatnya Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani: Kenapa Tak Bisa Segera Lakukan Penyelamatan?
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara
-
Komnas Perempuan Usulkan Empat Tokoh Wanita Jadi Pahlawan Nasional
-
Pemprov DKI Bakal Ganti Nama Kampung Ambon dan Bahari, Stigma Negatif Sarang Narkoba Bisa Hilang?
-
Hanya 8 Persen Perempuan Jadi Pahlawan Nasional, Komnas Perempuan Kritik Pemerintah Bias Sejarah
-
Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar
-
Panggil Dasco 'Don Si Kancil', Prabowo Ingatkan Kader: Manusia Mati Meninggalkan Nama
-
Rektor IPB Arif Satria Resmi Jadi Nakhoda Baru BRIN, Babak Baru Riset Nasional Dimulai