Suara.com - Sebuah keputusan yang dinilai janggal dan melukai rasa keadilan publik telah memicu perlawanan keras dari Kejaksaan Agung. Korps Adhyaksa secara resmi mengajukan banding atas vonis 16 tahun penjara terhadap mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar.
Namun, perlawanan ini bukan dipicu oleh ringannya hukuman badan, melainkan oleh satu perintah hakim yang dianggap tidak masuk akal yakni mengembalikan uang senilai Rp8,8 miliar kepada sang terpidana korupsi.
Direktur Penuntutan Kejagung, Sutikno, menegaskan bahwa fokus utama banding pihaknya adalah pada logika pengembalian aset yang dinilai terbalik.
Menurutnya, diskon hukuman dari tuntutan 20 tahun menjadi 16 tahun penjara masih bisa diterima, namun perintah untuk mengembalikan uang kepada koruptor adalah hal yang tidak bisa ditoleransi.
"Kita banding karena itu sebenarnya. Bukan karena berat ringannya. Kalau berat ringannya kan sudah di atas dua pertiga dari tuntutan," kata Sutikno saat dikonfirmasi pada Kamis (26/6/2025).
Kejagung menyoroti adanya jurang pemisah yang sangat dalam antara total keuntungan haram yang diduga diraup Zarof dengan putusan hakim.
Berdasarkan catatan penyidik, Zarof diduga telah mengantongi keuntungan dari kejahatannya mencapai angka fantastis, yakni Rp915 miliar.
Di sisi lain, majelis hakim justru memerintahkan agar uang senilai Rp8,8 miliar dikembalikan kepada Zarof, berdasarkan laporan SPT pajaknya pada tahun 2023.
Perintah inilah yang membuat Kejagung meradang. Mereka menilai putusan tersebut tidak hanya aneh, tetapi juga berpotensi menggerogoti upaya negara dalam merampas kembali aset hasil korupsi.
Baca Juga: Mahfud MD Desak Kejagung Jerat Kembali Zarof Ricar dengan Dakwaan Baru
“Kita nggak sepaham, makanya kita banding,” ucap Sutikno dengan tegas.
Sutikno menjelaskan betapa absurdnya putusan tersebut jika diletakkan dalam konteks pemulihan kerugian negara.
Ia menggambarkan bagaimana mungkin negara, yang sedang berusaha mengeksekusi rampasan senilai ratusan miliar, justru diperintahkan untuk mengeluarkan sebagian uang tersebut untuk diberikan kembali kepada pelaku kejahatan.
"Hakim minta dipertimbangkan untuk eksekusi Rp900 miliar sekian itu dikeluarkan Rp8 miliar. Kan nggak mungkin," ujar Sutikno, menyiratkan ketidakpercayaannya pada logika putusan tersebut.
Sebelumnya, dalam sidang tuntutan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menuntut agar mantan pegawai Mahkamah Agung (MA) itu dihukum pidana penjara selama 20 tahun.
Namun, majelis hakim menjatuhkan vonis yang lebih ringan, yakni 16 tahun penjara. Kini, dengan adanya banding dari Kejaksaan, pertarungan hukum ini memasuki babak baru, di mana fokusnya bukan lagi sekadar soal berapa lama Zarof harus mendekam di penjara, tetapi juga soal apakah negara harus "membayar" seorang terpidana korupsi.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Desak Kejagung Jerat Kembali Zarof Ricar dengan Dakwaan Baru
-
Alasan Aneh Hakim Vonis Ringan Makelar Peradilan Zarof Ricar
-
Sebut Alasan Hakim Tak Rasional, ICW Komentari Vonis 16 Tahun Zarof Ricar
-
Terbukti Hasil Suap Perkara, Duit Rp 915 Miliar dan Emas 51 Kg Milik Zarof Ricar Disita untuk Negara
-
Bergetar Suara Hakim Rosihan Bacakan Vonis 16 Tahun Bagi Zarof Ricar, Sebut Sifat Serakah
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM
-
Buntut Demo Agustus Ricuh, 21 Aktivis Didakwa Hina Presiden dan Lawan Aparat