Suara.com - Penelitian lintas negara yang dipimpin oleh Universitas Leicester, Inggris, mengungkap bahwa penggundulan hutan industri di Kalimantan, Malaysia, mulai memberi dampak serius ke ekosistem laut sejak sekitar tahun 1950.
Temuan ini didasarkan pada analisis inti karang dari Taman Nasional Terumbu Karang Miri-Sibuti yang menyimpan jejak sedimen selama satu abad terakhir.
Dipublikasikan dalam Scientific Reports, studi ini memperlihatkan bagaimana karang besar mampu merekam perubahan lingkungan lewat elemen jejak yang terserap ke dalam kerangkanya saat tumbuh.
Rasio barium terhadap kalsium (Ba/Ca) di dalam karang menjadi penanda tingkat erosi sedimen yang dilepaskan dari daratan akibat pembukaan hutan.
“Rasio Ba/Ca meningkat tajam setelah tahun 1950, yang menunjukkan dimulainya dampak dari penggundulan hutan skala industri di kawasan itu,” jelas Prof. Jens Zinke dari Universitas Leicester, yang memimpin penelitian ini seperti dikutip dari Phys.
“Ini terjadi jauh sebelum ada instrumen ilmiah untuk mencatatnya secara langsung.”
Penelitian ini melibatkan akademisi dari Inggris, Malaysia, dan Australia, termasuk Dr. Arnoud Boom, Walid Naciri, serta kolaborator dari Curtin University di Perth dan Miri.
Inti karang yang diambil dengan pengeboran bawah laut sepanjang satu meter itu memberikan data yang selama ini sulit diperoleh lewat cara lain, terutama di wilayah tropis yang minim data historis.
Dampak ekologis dari penggundulan hutan bukan hanya terjadi di darat. Jejak peningkatan sedimen ini terbawa hingga ke ekosistem terumbu karang, mengganggu stabilitas laut pesisir.
Baca Juga: Tak Seperti Ambisi Timnas Indonesia, Target Malaysia di Piala AFF U-23 2025 Lebih Rendah
Selain pengamatan terhadap sedimen, penelitian lanjutan juga dilakukan untuk melacak jejak karbon organik yang terlarut dalam aliran sungai, yang ikut memengaruhi ekosistem laut tropis.
Mantan mahasiswa doktoral Leicester, Walid Naciri, menambahkan bahwa mengetahui kondisi dasar sebelum pembukaan hutan memberikan pemahaman lebih dalam tentang skala dampaknya. Ia menegaskan bahwa evaluasi dampak lingkungan harus mencakup hubungan antara daratan dan lautan.
“Pemerintah daerah perlu mengurangi penggundulan hutan dengan menyediakan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat, sembari komunitas global juga menurunkan konsumsi terhadap minyak sawit dan kayu pulp,” kata Naciri.
Studi ini, menurut para peneliti, menyoroti perlunya pemulihan hutan tropis tidak hanya untuk menghentikan pembuangan sedimen, tetapi juga untuk menghidupkan kembali ekosistem penting dan meningkatkan kemampuan kawasan tropis dalam menyerap karbon.
Dr. Boom menyimpulkan, “Kami benar-benar telah menemukan sidik jari untuk awal mula penggundulan hutan industri dan dampaknya terhadap laut. Dan semua itu berkat karang besar yang hidup cukup lama untuk memberi kita rekaman perubahan lingkungan yang tidak pernah terdokumentasi sebelumnya.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?
-
Beri Kontribusi Besar, DPRD DKI Usul Tempat Pengolahan Sampah Mandiri di Kawasan Ini
-
Novum jadi Pamungkas, Kubu Adam Damiri Beberkan Sederet Fakta Mencengangkan!
-
Soal Udang Kena Radiasi Disebut Masih Layak Dimakan, DPR 'Sentil' Zulhas: Siapa yang Bodoh?
-
Perkosa Wanita di Ruang Tamu, Ketua Pemuda di Aceh Ditahan dan Terancam Hukuman Cambuk!