Suara.com - Drama ijazah mantan Presiden Jokowi yang kini bergulir di kepolisian masih menjadi sorotan banyak kalangan, tak terkecuali, Profesor Riset Politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti. Bahkan, Ikrar menyoroti soal penanganan kasus ijazah Jokowi di kepolisian termasuk perihal pemeriksaan Roy Suryo dan Rismon Sianipar dalam kasus tersebut.
Dalam siniar yang tayang di akun Youtube pribadinya pada Selasa (8/7/2025), Ikrar Nusa Bhakti menyebut pertanyaan polisi terhadap Roy Suryo tidak masuk akal.
"Dari 55 pertanyaan tersebut ya ternyata hanya tiga yang masuk akal yaitu 'apakah Anda hari ini sehat ya, apakah kemudian Anda siap untuk menjawab dan sebagainya dan sebagainya.' Sementara pertanyaan-pertanyaan yang lain itu benar-benar tidak masuk akal," ujar Ikrar Nusa Bhakti dalam siniar yang dilihat pada Rabu (9/7/2025).
Ikrar juga menyinggung soal desakan dari kelompok yang mengatasnamakan pendukung Jokowi karena dianggap mengintervensi penyidik untuk menahan Roy Suryo dkk karena dianggap telah mencemarkan nama baik Jokowi.
"Mengapa? Karena ternyata tidak sedikit kelompok-kelompok masyarakat khususnya yang menamakan dirinya sebagai pendukung Joko Widodo itu mengajukan suatu pernyataan-pernyataan ataupun tuntutan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia agar orang-orang ini benar-benar disidik ya sebagai pelaku-pelaku penghinaan terhadap Presiden ketujuh Republik Indonesia," ungkapnya.
Lantaran dianggap mengalami intervensi dari kelompok pendukung Jokowi, Ikrar pun mewanti-wanti Polri untuk tetap profesional mengusut kasus tersebut. Pasalnya, dia menganggap Polri terkesan berat sebelah karena belum membeberkan soal ijazah asli Jokowi ke publik.
"Tapi Anda tahu ya bahwa polisi lebih suka untuk melindungi Joko Widodo ya, yang tidak pernah sama sekali dikutak-katik ijazahnya itu asli atau palsu," ujarnya.
Selain penanganan kasus, Ikrar juga menyoroti sikap Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait adanya desakan dari kelompok yang mengatasnamakan alumni dari kampus tersebut. Menurutnya, seharusnya rektorat UGM bisa bersikap transparan untuk menjelaskan soal ijazah Jokowi yang kini masih simpang siur asli atau palsu.
"Dan kita tahu ya di Yogyakarta sendiri itu sudah mulai muncul masyarakat alumni asli Universitas Gajah Mada yang kemudian juga melakukan tuntutan kepada rektor maupun dekan," ujarnya.
Baca Juga: Bela Bambang Tri dan Gus Nur, Amien Rais Ngotot Penjarakan Jokowi: Ini Hadiah Kita Sambut HUT RI
Lebih lanjut, Ikrar menyebut jika soal ijazah bukan menjadi dokumen yang mesti dirahasiajan, melainkan penting untuk dibeberkan secara terang benderang kepada publik, terlebih masalah itu menyangkut nama Jokowi terkait jabatan presiden selama dua periode.
"Ya, mengapa ini penting? Karena biar bagaimanapun persoalan ijazah asli atau ijazah palsu ini bukanlah persoalan kerahasiaan individu ya. Karena yang namanya seseorang memiliki ijazah, ijazah itu bukanlah dokumen pribadi yang bisa dirahasiakan. Kalau misalnya persoalan kesehatan pribadi itu bisa menjadi suatu yang rahasia," ujar Ikrar.
Drama Ijazah Palsu
Diketahui, Jokowi sebelumnya membuat laporan ke Polda Metro Jaya lantaran merasa difitnah karena ijazahnya dianggap palsu. Dalam laporan Jokowi, Polda Metro Jaya juga telah melakukan penyelidikan termasuk memanggil Roy Suryo dan Rismon Sianipar yang sebelumnya koar-koar jika ijazah Jokowi palsu.
Jauh sebelum Jokowi membuat laporan ke Polda Metro Jaya, Pemuda Patriot Nusantara yang mengaku-ngaku sebagai relawan Jokowi melaporkan empat orang ke polisi.
Mereka adalah mantan Menpora Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadillah dan dokter Tifauzia Tyassuma.
Berita Terkait
-
Bela Bambang Tri dan Gus Nur, Amien Rais Ngotot Penjarakan Jokowi: Ini Hadiah Kita Sambut HUT RI
-
Ungkit Kasus Pagar Laut, Said Didu Samakan Nasib Bobby Nasution dengan Kades Kohod, Kenapa?
-
Sebut KPK Dikendalikan Jokowi, Said Didu: Bobby Pasti Aman!
-
Beathor Suryadi Dipecat usai Bongkar Ijazah Jokowi? Rocky Gerung: Dia Gak Ada Takutnya!
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden