Suara.com - Bak jadi ironi, di saat pemerintah gencar menyerukan efisiensi dan ikat pinggang kencang akibat beban utang negara yang kian membengkak, para menteri dan pimpinan lembaga justru berbondong-bondong datang ke Senayan dengan proposal permintaan tambahan anggaran yang nilainya tidak main-main.
Fenomena ini memicu pertanyaan, seberapa serius komitmen efisiensi dijalankan, dan mampukah APBN menanggung beban baru ini?
Pemandangan "parade" permintaan tambahan anggaran ini terlihat jelas dalam serangkaian rapat kerja antara kementerian/lembaga dengan Badan Anggaran (Banggar) dan komisi terkait di DPR RI sepanjang awal Juli 2025.
Para pembantu presiden menilai pagu indikatif yang ditetapkan untuk tahun anggaran 2026 tidak cukup untuk menjalankan program-program prioritas, terutama yang diusung oleh pemerintahan baru.
Yang paling menyita perhatian adalah Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Tak tanggung-tanggung, Polri mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp63,7 triliun. Angka ini jauh melampaui pagu indikatif yang diterima sebesar Rp109,6 triliun.
“Kebutuhan anggaran sesuai surat Kapolri sebesar Rp 173,4 triliun. Masih ada kekurangan sebesar Rp 63,7 triliun,” ujar Astamarena Kapolri Komjen Wahyu Hadiningrat di Kompleks DPR RI, Senin (7/7/2025).
Dana jumbo tersebut, menurutnya, akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan mulai dari belanja pegawai, barang, modal, hingga pengadaan alat utama seperti kendaraan listrik dan kapal cepat untuk pengamanan wilayah.
Polri tidak sendirian. Sejumlah kementerian koordinator juga ikut dalam barisan. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp728,8 miliar, yang salah satunya untuk membangun command center politik dan keamanan.
“Menyadari ketimpangan antara mandat strategis dan ketersediaan anggaran, kami mengajukan usulan kebutuhan anggaran sebesar Rp 728,8 miliar,” ujar Budi dalam rapat, Senin (7/7/2025).
Baca Juga: Peringatan Sri Mulyani: Ekonomi RI Terancam Melambat Akibat "Tarif Trump" 32 Persen!
Permintaan juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, yang meminta tambahan Rp207,2 miliar untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan percepatan penurunan angka stunting.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengajukan tambahan Rp272 miliar untuk memantau kebutuhan pangan dan menjalankan program Koperasi Desa Merah Putih.
Bahkan kementerian yang baru dibentuk, Kemenko Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kumham Imipas) yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra, turut meminta tambahan Rp100,6 miliar.
“Kami kembali mengusulkan agar belanja non-operasional dan belanja modal dapat ditambahkan sejumlah Rp 100,609 miliar,” kata Yusril.
Permintaan serentak ini terjadi di tengah kondisi keuangan negara yang sedang dalam sorotan. Data Bank Indonesia per April 2025 menunjukkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia telah mencapai US$431,5 miliar atau sekitar Rp 7.144 triliun.
Beberapa pengamat bahkan memproyeksikan total kewajiban pemerintah bisa menembus Rp15.000 triliun pada akhir 2025 jika memasukkan komponen lain seperti beban pensiun.
Tag
Berita Terkait
-
Peringatan Sri Mulyani: Ekonomi RI Terancam Melambat Akibat "Tarif Trump" 32 Persen!
-
Menteri PU Minta Tambahan Anggaran Rp12,5 Triliun, Ternyata Buat Proyek Ini
-
Menteri PU: Sampai Detik Ini Kami Surat Kami Belum Dibalas Sri Mulyani
-
Rapat dengan DPR, MK-MA Kompak Ajukan Tambahan Anggaran Jumbo, Total Nyaris Rp8 Triliun!
-
Negosiasi Buntu! Indonesia Berjuang Hadapi Tarif Dagang AS 32 Persen
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh