Suara.com - Nama Misri Puspita Sari mendadak menjadi sorotan publik setelah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Nurhadi.
Perempuan 23 tahun asal Jambi ini dikenal sebagai sosok pekerja keras yang banting tulang demi menghidupi keluarga, menurut pengakuan tetangganya.
Namun, jalan hidup Misri berubah drastis ketika ia terseret dalam pesta narkoba dan alkohol di Gili Trawangan, Lombok Utara, yang berujung pada kematian tragis Brigadir Nurhadi.
Misri lahir dari keluarga sederhana di Jambi. Ayahnya, yang semasa hidup bekerja sebagai buruh dan penjual ikan, meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Sejak itu, kehidupan keluarga Misri berubah. Sebagai anak sulung, Misri dipaksa dewasa lebih cepat.
Ia mengambil alih peran ayahnya untuk menopang hidup ibu dan empat adik-adiknya.
"Setelah ayahnya meninggal, Misri benar-benar jadi tulang punggung keluarga. Dia rela bekerja apa saja demi adik-adiknya bisa sekolah," ungkap seorang tetangganya.
Selepas SMA, Misri harus menyingkirkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Keterbatasan ekonomi membuat Misri memilih langsung bekerja agar bisa membantu keluarga.
Baca Juga: Dapat 'Petunjuk' Tim Elite Bareskrim, Pasal Pembunuhan Brigadir Nurhadi Terbuka?
"Dia sebenarnya pintar dan pengin kuliah, tapi apa daya, dia lebih mementingkan keluarga. Katanya, 'biar adik-adik saya dulu yang sekolah,'" kata seorang teman SMA Misri dalam kesempatan lain.
Misri memulai perjalanan hidupnya sebagai pegawai di sebuah dealer motor di Jambi.
Tak berhenti di situ, ia juga sempat menjadi marketing perumahan. Bahkan, Misri pernah bekerja di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi sebagai tenaga kontrak.
Meski penghasilannya tidak besar, ia berusaha menabung sedikit demi sedikit untuk kebutuhan adik-adiknya.
"Pekerjaan apapun dijalaninya dengan sabar. Dia selalu bilang, ‘yang penting halal, walau capek enggak apa-apa,'" tambah tetangganya.
Namun, gaji yang didapatkan di kampung halaman belum cukup. Demi mencari penghasilan lebih baik, Misri memberanikan diri merantau ke Jakarta.
Di ibu kota, ia sempat bekerja sebagai marketing apartemen dan agen properti.
Hidup Misri berubah ketika ia mengenal Kompol I Made Yogi Purusa Utama, seorang perwira polisi di Polda NTB.
Hubungan mereka yang terjalin sejak 2024 lewat media sosial akhirnya berujung pada ajakan liburan ke Gili Trawangan, Lombok Utara.
Menurut pengacara Misri, Yan Mangandar Putra, kliennya diajak Kompol Yogi ke Lombok dengan imbalan Rp10 juta per malam dan semua biaya ditanggung.
“Jadi, Yogi menghubungi Misri lewat Instagram, lalu lanjut ke WhatsApp. Dia membujuk Misri untuk temani liburan,” kata Yan.
Pada 16 Juni 2025, Misri tiba di Pelabuhan Senggigi dan dijemput oleh Brigadir Nurhadi.
Ia kemudian bergabung dengan rombongan Kompol Yogi yang terdiri dari Ipda Haris Chandra dan seorang perempuan lain, Melanie Putri.
Di Vila Tekek, Gili Trawangan, mereka menggelar pesta narkoba dan alkohol. Namun, malam itu berubah menjadi tragedi ketika Brigadir Nurhadi ditemukan tewas di kolam vila.
Polisi menduga Nurhadi menjadi korban pembunuhan setelah mencoba merayu Melanie Putri.
“Diduga korban (Nurhadi) mencoba mendekati teman wanita salah satu tersangka. Itu yang memicu cekcok,” ujar Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat.
Kini, Misri ditetapkan sebagai salah satu tersangka bersama Kompol Yogi dan Ipda Haris.
Pengacara Misri bersikeras kliennya tidak terlibat langsung dalam pembunuhan.
“Dia hanya diminta menemani liburan, tidak ada niat untuk terlibat dalam kejadian itu,” kata Yan Mangandar Putra.
Namun, tak sedikit yang menyayangkan nasib Misri. Dari gadis pekerja keras yang mengorbankan masa mudanya untuk keluarga.
Kini ia harus menghadapi ancaman hukuman berat yang bisa menghancurkan masa depannya.
“Dia hanya ingin membahagiakan ibu dan adik-adiknya. Tapi hidupnya sekarang terbalik dalam semalam,” ujar seorang kerabat dengan nada sedih.
Berita Terkait
-
Dapat 'Petunjuk' Tim Elite Bareskrim, Pasal Pembunuhan Brigadir Nurhadi Terbuka?
-
Perjalanan Tragis Misri Puspita Sari, Dari Selempang Finalis Duta Muslimah ke Baju Tahanan
-
Jejak Misri Puspita: Kebanggaan dan Beprestasi di Jambi, Jadi Tersangka Pembunuhan Polisi di NTB
-
Bareskrim Sampai Turun Gunung ke Polda NTB, Siapa Sebenarnya Pengeksekusi Brigadir Nurhadi?
-
Polisi Dibunuh Polisi: Misteri Kematian Brigadir Nurhadi Usai Cium Cewek Atasan dan Bisikan Arwah
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang
-
Viral Airlangga Hartarto Terekam Dorong Dedi Mulyadi, Biar Bisa Foto di Samping Jusuf Kalla
-
Wajar Kepala Daerah Ngamuk, Ini Sederet Masalah jika TKD Dipotong Kemenkeu