Suara.com - Dalam proses klarifikasi di Polda Metro Jaya, Tifauziah Tyassuma atau Dokter Tifa memilih menolak menjawab puluhan pertanyaan penyidik tekait tuduhan ijazah palsu Presiden Jokowi.
Dokter Tifa memberikan syarat mutlak, pemeriksaan terkait tuduhan ijazah palsu Jokowi hanya bisa relevan jika objek yang dituduhkan, yakni ijazah Jokowi dihadirkan secara fisik.
Pemeriksaan Dokter Tifa di Polda Metro Jaya terkait laporan ijazah Jokowi berjalan alot. Dihadapkan dengan 68 pertanyaan oleh penyidik, Tifa menolak untuk memberikan jawaban substantif.
Ia justru menantang kembali pihak kepolisian untuk menghadirkan objek utama dari tuduhan tersebut, yakni ijazah yang dipermasalahkan, sebelum klarifikasi bisa dilanjutkan.
Setelah menjalani pemeriksaan selama 1 jam 20 menit di Polda Metro Jaya pada hari Jumat, Dokter Tifa menyatakan bahwa dirinya dicecar dengan puluhan pertanyaan.
"Pertanyaannya saya tadi total 1 jam 20 menit dengan 68 pertanyaan," katanya saat ditemui di lokasi.
Namun, alih-alih menjawab pertanyaan yang menurutnya berpusat pada penelitiannya terkait ijazah tersebut, Tifa memilih untuk tidak melanjutkan. Ia berargumen bahwa seluruh pertanyaan menjadi sia-sia tanpa kehadiran bukti fisik ijazah yang menjadi pokok permasalahan.
"Soalnya ijazahnya tidak ada ya, percuma kan bertanya jawab gitu ya. Nah, itu ternyata ada 68 pertanyaan yang saya lihat kurang lebih tentang penelitian saya terkait dengan ijazah itu. Nah, sebelum saya menjawab tentu saja ijazah itu harus dihadirkan, kan gitu," jelasnya.
Sikap ini ia pertahankan dengan alasan bahwa klarifikasi hanya bisa berjalan efektif dan relevan jika ada objek yang bisa didiskusikan secara langsung di meja pemeriksaan.
"Tapi kita enggak bisa menjawab, bagaimana kalau tidak ada ijazahnya. Kalau ada ijazahnya, di depan meja ini ya kita berbincang-bincang tentang ijazah tersebut dan itu akan relevan dengan pertanyaan yang diajukan kepada saya," kata Tifa.
Baca Juga: Kasus Ijazah Palsu Jokowi Naik Penyidikan, Ini Deretan Tokoh Berpotensi Jadi Tersangka
Di sisi lain, pihak kepolisian terus melanjutkan proses penyelidikan kasus ini. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, pada Kamis 3 Juli 2025 menyatakan bahwa penyidik telah bergerak jauh dengan memeriksa puluhan saksi lain.
"Sudah memeriksa 49 saksi dalam tahap penyelidikan," kata Ade Ary. Saksi-saksi tersebut, menurutnya, adalah pihak-pihak yang mengetahui, mendengar, dan melihat adanya peristiwa yang dilaporkan, termasuk dari pihak terlapor.
Berita Terkait
-
Kasus Ijazah Palsu Jokowi Naik Penyidikan, Ini Deretan Tokoh Berpotensi Jadi Tersangka
-
Laporan Jokowi Soal Fitnah Ijazah Palsu Naik Penyidikan, Roy Suryo Cs Bakal Jadi Tersangka?
-
Dicecar 68 Pertanyaan, Dokter Tifa Ogah Jawab Sebelum Ijazah Asli Jokowi di Meja
-
Warisan Kelam Jokowi: 2 Dosa Demokrasi yang Dibongkar Pakar Hukum Bivitri Susanti
-
Graha Saba Buana: Tempat Kongres PSI yang Jadi Saksi Bisu Dinamika Politik Keluarga Jokowi
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN