Suara.com - Di tengah hiruk pikuk kecaman terhadap aksi berbahaya seorang remaja di Tol Lampung, ada satu aspek penting yang terluka: marwah tradisi Pacu Jalur.
Bagi masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Pacu Jalur bukanlah sekadar gerakan mendayung atau jogetan untuk konten viral.
Ia adalah sebuah festival budaya yang sarat dengan nilai sejarah, sportivitas, kerja sama, dan bahkan magis.
Pacu Jalur adalah perlombaan perahu panjang tradisional yang terbuat dari kayu gelondongan utuh, bisa mencapai panjang 25 hingga 40 meter.
Setiap perahu diawaki oleh puluhan pendayung (anak pacu) yang bekerja serempak di bawah komando seorang tukang tari di bagian depan dan tukang kemudi di belakang.
Festival ini biasanya diadakan setiap tahun di Sungai Kuantan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan telah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Riau.
Gerakan ritmis para pendayung bukanlah tarian, melainkan kerja keras penuh tenaga untuk menjadi yang tercepat.
Aksi yang dilakukan remaja di Tol Bakauheni–Terbanggi Besar adalah representasi yang sangat keliru dan dangkal dari tradisi ini.
Mengambil gerakan mendayung yang ikonik lalu menampilkannya secara solo di atas atap mobil yang melaju adalah sebuah tindakan yang merendahkan semangat kebersamaan dan kerja keras yang menjadi esensi Pacu Jalur.
Baca Juga: Aksi Pacu Jalur di Jalan Tol Denda Rp750 Ribu Dinilai Terlalu Ringan? Ini Bahaya Mautnya
Apa yang dipertontonkan di tol tersebut adalah parodi yang menghilangkan seluruh nilai sakral dan sportivitas dari aslinya.
Budayawan dan masyarakat Riau kerap menyayangkan bagaimana tren media sosial seringkali memenggal sebuah tradisi dari konteksnya.
Gerakan Pacu Jalur yang diadopsi menjadi joget 'Aura Farming' mungkin terlihat menghibur bagi mereka yang tidak paham, namun bagi masyarakat Kuansing, itu bisa terasa seperti sebuah penghinaan.
Tradisi yang dijaga turun-temurun, yang melibatkan ritual dan doa sebelum perahu diturunkan ke sungai, kini direduksi menjadi sekadar bahan lelucon di jalan tol.
Insiden ini seharusnya menjadi momen refleksi. Viralitas di media sosial memang menggiurkan, namun tidak seharusnya dicapai dengan cara menciderai atau meremehkan warisan budaya bangsa.
Remaja pelaku aksi di Lampung mungkin tidak memiliki niat buruk untuk melecehkan, namun ketidaktahuannya telah menyebabkan citra Pacu Jalur terdistorsi.
Berita Terkait
-
Aksi Pacu Jalur di Jalan Tol Denda Rp750 Ribu Dinilai Terlalu Ringan? Ini Bahaya Mautnya
-
Bikin Geger! Pelaku Pacu Jalur di Tol Lampung Ternyata Anak Komunitas Otomotif
-
Viral Remaja Pacu Jalur di Atap Mobil Tol Lampung, Kini Minta Maaf Sambil Terisak
-
Ironi Pacu Jalur: Tradisi Sakral Riau Jadi Lelucon Maut di Atas Aspal Tol Lampung
-
3 Konten Viral Indonesia Bikin Heboh Dunia, Terbaru Pacu Jalur!
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Menang Gugatan di PN Jakpus, PPKGBK Segera Kelola Hotel Sultan
-
Geger Rusuh di Kalibata: Polisi Periksa 6 Saksi Kunci, Ungkap Detik Mengerikan
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Eks Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dan Satori Segera Ditahan, Ini Penjelasan KPK
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal
-
5 Petani di Bengkulu Selatan Tertembak usai Konflik Lahan Memanas, Ini Kronologinya!
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
Komitmen Tata Kelola Kian Kuat, BNI Borong Dua Penghargaan ARA 2024
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan