Suara.com - Aksi seorang remaja melakukan gaya pacu jalur di atap mobil yang sedang melaju di Tol Lampung tidak hanya memicu kemarahan publik, tetapi juga membuka diskusi serius mengenai efektivitas sanksi hukum dan tingkat kesadaran keselamatan berlalu lintas di Indonesia.
Pelaku memang telah ditindak dengan denda tilang maksimal Rp 750.000, namun banyak pihak menilai sanksi tersebut terlalu ringan jika dibandingkan dengan potensi bahaya yang ditimbulkan.
Pihak Ditlantas Polda Lampung menjerat pelaku dengan Pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Pasal tersebut berbunyi,
"Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)".
Penerapan pasal ini sudah tepat, karena aksi tersebut jelas mengganggu konsentrasi pengemudi mobil itu sendiri dan membahayakan pengguna jalan lain.
Namun, mari dibedah risiko yang ada. Jalan tol adalah area berkecepatan tinggi.
Pelaku yang duduk di atap mobil tanpa pengaman apapun sangat rentan terjatuh akibat guncangan, pengereman mendadak, atau bahkan terpaan angin dari kendaraan besar yang menyalip.
Jika ia terjatuh, potensi terlindas oleh kendaraannya sendiri atau kendaraan lain di belakangnya sangat besar, yang dapat berakibat fatal.
Selain itu, mobil yang melaju lambat di jalan tol untuk memfasilitasi aksi tersebut telah menciptakan situasi berbahaya.
Baca Juga: Bikin Geger! Pelaku Pacu Jalur di Tol Lampung Ternyata Anak Komunitas Otomotif
Hal ini memaksa kendaraan di belakangnya untuk mengerem mendadak atau berpindah lajur secara tiba-tiba, sebuah manuver yang seringkali menjadi pemicu kecelakaan beruntun.
Aksi yang dilakukan di KM 58B Tol Bakauheni–Terbanggi Besar ini adalah contoh nyata pengabaian total terhadap prinsip dasar keselamatan berkendara.
Para pemerhati keselamatan transportasi menilai bahwa selain sanksi denda, edukasi dan pembinaan yang lebih intensif sangat diperlukan, terutama bagi komunitas-komunitas otomotif.
Kegiatan konvoi seharusnya menjadi ajang untuk mempromosikan cara berkendara yang aman (safety driving), bukan malah menjadi panggung aksi ugal-ugalan. Denda Rp 750.000 mungkin terasa memberatkan bagi individu, namun angka tersebut terasa kecil jika harus ditebus dengan hilangnya nyawa.
Berita Terkait
-
Bikin Geger! Pelaku Pacu Jalur di Tol Lampung Ternyata Anak Komunitas Otomotif
-
Viral Remaja Pacu Jalur di Atap Mobil Tol Lampung, Kini Minta Maaf Sambil Terisak
-
Ironi Pacu Jalur: Tradisi Sakral Riau Jadi Lelucon Maut di Atas Aspal Tol Lampung
-
3 Konten Viral Indonesia Bikin Heboh Dunia, Terbaru Pacu Jalur!
-
Viral! Detik-detik Ngeri Remaja 'Pacu Jalur' di Atas Mobil di Tol Lampung
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
-
Dipecat PSSI, Ini 3 Pekerjaan Baru yang Cocok untuk Patrick Kluivert
Terkini
-
Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Vonis Bersalah Warga Adat Maba Sangaji
-
Biodata dan Kekayaan Steve Forbes yang Dibuat Terbahak oleh Candaan 'Kampus Oxford' Prabowo
-
Era Patrick Kluivert Resmi Berakhir, Suara dari Parlemen Ingin Shin Tae-yong Kembali
-
Tragis, 11 Warga Adat Maba Sangaji Divonis Bersalah saat Memprotes Tambang Diduga Ilegal
-
Soal Dugaan Peredaran Narkoba di Lapas, Dirjen IMIPAS: Kita Sudah Melakukan Pengawasan
-
LRT Jakarta Prioritaskan Rute ke JIS-PIK 2, Opsi ke Dukuh Atas Dikesampingkan, Ini Alasannya
-
LRT Jakarta Prioritaskan Rute ke JIS-PIK 2, Opsi ke Dukuh Atas Dikesampingkan, Ini Alasannya
-
BNI Mendukung Pembangunan dan Operasional 500 MW Geothermal Energy PT Geo Dipa Energi (Persero)
-
Mimpi 287 Juta Rakyat Indonesia 'Dikubur' Kluivert, Istana Minta PSSI Gercep Cari Penggatinya
-
Dapat Lampu Hijau dari KPK, Pramono 'Gatel' Mau Bereskan Tiang Monorel Mangkrak di Kuningan