Suara.com - Kalimantan Selatan (Kalsel), sedang bergejolak. Bukan karena bencana alam, melainkan karena keputusan politik yang memicu badai kontroversi. Gubernur Kalsel, H. Muhidin secara resmi melantik putri sulungnya, Hj. Karmila Muhidin sebagai Komisaris Non Independen Bank Kalsel.
Seketika jagat maya dan ruang publik riuh dengan tudingan nepotisme yang terang-terangan. Publik bertanya-tanya, apakah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) kini menjadi "milik keluarga"?
Daripada ikut berspekulasi, berikut fakta 'panas' penunjukan anak Gubernur Kalsel menjadi Komisaris Bank:
1. Pelantikan Penuh Sorotan di Gedung Idham Chalid
Semua bermula dari sebuah acara resmi di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru. Di hadapan para tokoh penting daerah, Hj. Karmila Muhidin resmi mengambil sumpahnya sebagai Komisaris Bank Kalsel.
Pelantikan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada 13 Maret 2025.
Namun, yang seharusnya menjadi agenda korporat biasa berubah menjadi isu nasional karena status Karmila sebagai anak kandung orang nomor satu di Kalsel.
2. Adik Juga Dapat Jabatan
Kecurigaan publik semakin menguat karena Karmila bukanlah satu-satunya anggota keluarga Muhidin yang menempati posisi strategis. Sang adik, Rahmah Hayati, ternyata sudah lebih dulu menduduki kursi Dewan Pengawas di RSUD Ulin Banjarmasin, sebuah institusi vital milik pemerintah provinsi.
3. Alasan Gubernur: Biar Anak Saya Gampang Lapor
Gubernur Kalsel Muhidin mencoba memberikan pembelaan. Saat merespons aksi damai dari kelompok sipil Sahabat Anti Kecurangan Bersatu (Sakutu), ia memberikan alasan yang tak terduga.
"Kalau ada keluhan masyarakat, anak saya bisa langsung menyampaikan ke saya. Kalau orang lain mungkin sungkan," katanya.
Alih-alih meredam, pernyataan ini justru menjadi bumerang. Publik menganggap alasan tersebut semakin mempertegas bahwa jabatan strategis BUMD telah disalahgunakan sebagai "saluran komunikasi internal keluarga," mengabaikan prinsip transparansi dan profesionalisme.
4. Jejak Karier Sang Gubernur
H. Muhidin bukanlah politisi kemarin sore. Pria kelahiran Binuang, 6 Mei 1958 ini memulai kariernya sebagai guru olahraga selama lebih dari dua dekade.
Terjun ke politik pada 2004, kariernya melesat dari anggota DPRD, Wali Kota Banjarmasin (2010-2015), Wakil Gubernur Kalsel (2021-2024), hingga kini menjadi Gubernur Kalsel (2025–2030) setelah menang telak di Pilgub 2024.
Berita Terkait
-
Nepotisme dan Oligarki di Tengah Janji 19 Juta Lapangan Kerja
-
Erros Djarot Bongkar Borok Politik Jokowi: Nepotisme dan Buzzer Rusak Demokrasi Indonesia?
-
Futsal dan Nepotisme: Saat Kesempatan Bermain Ditentukan oleh Kedekatan
-
Jejak Karmila Muhidin Diwarnai Isu Nepotisme: Gagal di Pileg, Mulus Jadi Komisaris Bank Kalsel
-
Penunjukan Anak Gubernur Kalsel Picu Isu Nepotisme, Apa Tugas Komisaris Non-Independen?
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Media Sustainability Forum 2025: Perkuat Daya Hidup Media Demi Topang Demokrasi
-
Golkar Semprot Cak Imin soal 'Tobat Nasuha': Anda Bukan Presiden, Cuma Menko!
-
Pakai Citra Satelit, Pemerintah Buru Terduga di Balik Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
-
Evaluasi Bantuan Dilempar dari Heli, Panglima TNI Ubah Strategi Pakai Box CDS dan Payung Udara
-
Ngeri! Curah Hujan Jakarta Diprediksi Bakal Tembus 300 mm, Pramono: 200 Saja Pasti Sudah Banjir
-
Ketika Niat Baik Merusak Alam: Kisah di Balik Proyek Restorasi Mangrove yang Gagal
-
Heboh! Parkir di Polda Metro Jaya Berbayar, Ini Jawaban Resmi Polisi Soal Dasar Hukumnya
-
Waspada! Ratusan Pengungsi Banjir Sumatra Diserang Demam, Ini Biang Keroknya
-
Bos Maktour di Pusaran Korupsi Haji, KPK Ungkap Peran Ganda Fuad Hasan Masyhur
-
Pramono Anung Peringatkan Keras Lurah dan Camat: Tak Ada Toleransi untuk Pungli!