Suara.com - Jagat maya Indonesia kembali diguncang oleh sebuah video viral yang menampilkan potret pilu seorang pasien miskin bernama Ranujaya.
Dalam video tersebut, warga Desa Jagapura Lor, Cirebon, ini diduga mengalami penelantaran di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Kota Cirebon, memicu gelombang kemarahan publik.
Namun, di tengah hujatan yang mengarah ke rumah sakit, muncul perspektif lain dari warganet yang justru menyoroti adanya dugaan kelalaian dari pihak lain.
Kisah ini pertama kali meledak melalui akun TikTok @ibnusaechulaw. Video berdurasi singkat itu dengan cepat menyebar, ditonton oleh hampir satu juta pasang mata.
Rekaman tersebut memperlihatkan Ranujaya terbaring lemah, dengan selang infus yang sudah tidak mengalirkan cairan.
Narasi dalam video semakin menyayat hati, mengklaim bahwa pasien tersebut tidak diberi makan selama tiga hari dan tak bisa pulang karena terjerat utang biaya perawatan sebesar Rp14,3 juta.
"Ya Allah, kejam amat pelayanan rumah sakit ini. Dalam penjara saja dikasih makanan, kok di rumah sakit tidak dikasih," ujar suara dalam video, sebuah kalimat yang sukses membakar emosi publik.
Figur Ibnu, sang pengunggah video, tampil sebagai pahlawan. Ia tidak hanya menyebarkan cerita, tetapi juga turun tangan langsung, menjaminkan uang pribadinya sebesar Rp1 juta agar Ranujaya bisa pulang ke pelukan keluarganya.
Kisah Ranujaya, putra seorang janda dengan lima anak, semakin menguatkan narasi ketidakadilan yang dialami rakyat kecil.
Baca Juga: Telekonsultasi Lintas Negara, Warga Asing Lebih Mudah Mengakses Layanan Kesehatan Berkualitas
Namun, saat api kemarahan publik terhadap RSD Gunung Jati membesar, sebuah komentar klarifikasi dari seorang warganet memberikan sudut pandang baru yang lebih kompleks.
Komentar ini mengubah arah diskusi, dari sekadar menyalahkan rumah sakit menjadi mempertanyakan tanggung jawab pihak lain.
"Maaf meluruskan, pada kasus ini pasien tersebut sudah ditangani beberapa hari, sudah boleh pulang namun pasien mau nunggu dulu di RS karena belum mampu menyelesaikan administrasi," tulis warganet tersebut, membuka fakta bahwa pasien tidak "disandera" melainkan memilih menunggu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan status Ranujaya sebagai pasien umum yang tidak menggunakan BPJS Kesehatan, padahal keluarganya tergolong tidak mampu. Menurutnya, di sinilah letak masalah sesungguhnya.
"Menurut saya di kasus ini yang patut disalahkan adalah pihak keluarga pasien, RT, RW atau lurah setempat," terangnya lagi.
"Setahu saya ketika ada pasien tidak mampu bisa diberi keringanan kalau ada yang mau mengusahakan mengurus ke dinas sosial. Di kasus ini terlihat kasusnya maunya gratis tanpa mengurus administrasi apapun," lanjutnya.
Berita Terkait
-
Telekonsultasi Lintas Negara, Warga Asing Lebih Mudah Mengakses Layanan Kesehatan Berkualitas
-
Viral! Pasien Diduga Ditelantarkan di RSUD Gunung Jati Cirebon, Tak Diberi Makan Selama 3 Hari?
-
Blak-blakan Menkes: Orang Kaya hingga Sekjen Kemenkes Nikmati BPJS Gratis, Ini Biang Keroknya
-
Layanan JKN Menjangkau Pelosok, BPJS Kesehatan Hadirkan Bukti Nyata Pemerataan Kesehatan
-
Komisi IX DPR: Penguatan Jaminan Pensiun Butuh Pembaruan Regulasi dan Dukungan Lintas Sektor
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
Terkini
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo
-
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Ekonom Curiga Proyek Salah Sasaran dan Ada 'Permainan' Markup
-
Gak Kapok Masuk Penjara Gegara Korupsi, Eks Kades Nekat Dagang Sabu karena Alasan Nganggur
-
Prabowo Janji Hadir jika Ada Penggerebekan Pabrik Narkoba, Kapolri: Anggota Sangat Termotivasi!
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diendus KPK, Budi Arie: Ini Proyek Hijau, Bukan Cuma Cari Untung
-
Wabah Motor Brebet Pertalite Guncang Jatim, Nurdin Halid: Pertamina, Buka Hasil Lab Secara Terbuka!