Suara.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) mengambil langkah tegas dengan menetapkan 8 orang tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Para tersangka terdiri dari Direktur Keuangan Sritex dan jajaran bos dari tiga bank pembangunan daerah (BPD).
Direktur Penyidikan Jampidsus, Nurcahyo Jungkung, mengisyaratkan bahwa penetapan ini membuka tabir adanya persekongkolan jahat dalam proses pencairan kredit jumbo tersebut.
Nurcahyo menjelaskan, pihaknya menduga ada keterkaitan kuat antara 8 tersangka baru ini dengan Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto. Dugaan ini diperkuat dengan penerapan Pasal 55 KUHP tentang penyertaan.
“Pasal penyertaan yang artinya di situ tentunya ada kerja sama, ada persekongkolan dalam proses pemberian fasilitas kredit,” jelas Nurcahyo dalam konferensi pers di Gedung Kejagung, Senin (21/7/2025) malam.
Saat ini, Kejagung membagi kasus ini menjadi dua klaster. Pertama, klaster kerugian terkait pinjaman dari tiga BPD, yakni Bank Jateng, BJB, dan Bank DKI. Klaster kedua adalah pemberian kredit sindikasi dari BRI, BNI, dan LPEI yang proses penyidikannya masih terus dikembangkan.
Daftar 8 Tersangka Baru dan Perannya
Berikut adalah delapan tersangka yang baru ditetapkan oleh tim penyidik Jampidsus:
- AMS: Direktur Keuangan PT Sritex (2006-2023). Berperan sebagai penanggung jawab keuangan yang menandatangani permohonan kredit, diduga menggunakan invoice fiktif, dan memakai uang kredit tidak sesuai peruntukannya.
- BSW: Direktur Kredit UMKM merangkap Direktur Keuangan Bank DKI (2019-2022). Diduga tidak cermat dalam menyetujui kredit dan mengabaikan kewajiban utang Sritex yang akan jatuh tempo.
- PS: Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI. Menyetujui kredit Sritex dengan fasilitas jaminan umum tanpa kebendaan, padahal Sritex tidak masuk kategori debitur prima.
- YR: Direktur Utama Bank BJB (2019-Maret 2025). Sebagai komite kredit, ia menyetujui plafon kredit Rp350 miliar meski mengetahui ada masalah dalam pengajuan.
- BN: Senior Executive Vice President BJB (2019-2023). Diduga tidak melakukan evaluasi sesuai prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition) dan tidak memverifikasi keakuratan laporan keuangan Sritex.
- SP: Direktur Utama Bank Jateng (2014-2023). Diduga tidak membentuk komite kebijakan kredit yang seharusnya dan menyetujui pinjaman meski tahu kewajiban Sritex lebih besar dari asetnya.
- PJ: Direktur Bisnis Bank Jateng (2017-2020). Ikut menyetujui kredit berisiko tinggi tanpa melakukan evaluasi mendalam terhadap laporan keuangan Sritex.
- SD: Kepala Divisi Bisnis Korporasi Bank Jateng (2018-2020). Gagal memastikan manajemen risiko berjalan, tidak melakukan trade checking, dan menyusun analisis kredit dari data yang tidak terverifikasi.
Akibat pemberian kredit yang diduga melawan hukum ini, negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp1 triliun. Namun, angka pasti kerugian negara saat ini masih dalam proses penghitungan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Baca Juga: 24 Jam Nonstop Awasi Bos PT JN Adjie, KPK Gandeng Ketua RT, Kenapa?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Kemendagri Angkat Bicara Tanggapi Bupati Aceh Selatan Bepergian ke Luar Negeri di Tengah Bencana
-
Jalan Lintas Pidie Jaya - Bireuen Aceh Kembali Lumpuh Diterjang Banjir Minggu Dini Hari
-
Feminist Jakarta Serukan Negara Tanggung Jawab Atas Femisida dan Kerusakan Lingkungan
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!
-
Rapat Darurat Hambalang: Prabowo Ultimatum Listrik Sumatera Nyala 2 Hari, Jalur BBM Wajib Tembus
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda