Suara.com - Manuver Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi yang akhirnya memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah dipecat dari PDIP dinilai sebagai miskalkulasi politik.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam siniar Gaspol, mengatakan Jokowi memilih PSI karena tidak ada lagi peluang politik yang tersisa baginya.
Kini, kata dia, Jokowi tidak lagi memegang kekuasaan atau berada di lingkar inti pemerintahan.
Dia hanya menyisakan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden.
Itu pun Gibran tidak mempunyai partai politik, dan kekinian tengah menghadapi wacana pemakzulan yang digelorakan banyak pihak.
Menurut Yunarto, kesemua hal tersebut adalah buah dari miskalkulasi politik yang dilakukan Jokowi sejak periode keduanya.
Jokowi dianggap terlalu percaya diri bahwa kekuasaannya akan tetap absolut hingga akhir masa jabatan dan setelahnya.
Dengan perspektif seperti itu, menyebabkan Jokowi cenderung melupakan kekuatan-kekuatan politik yang dulu menyokongnya.
Kini, realitas politik berkata lain. Seiring dengan berakhirnya masa jabatan, kekuatan politik Jokowi mulai terkikis.
Baca Juga: Farhat Abbas Semprot Roy Suryo Cs Soal Ijazah Palsu Jokowi: Kicauan Bebek-Bebek Desa!
Partai-partai yang dulu mendekat, kini mulai menjaga jarak dan membangun komunikasi dengan kekuatan politik baru, yakni presiden terpilih Prabowo Subianto.
Puncaknya, Jokowi seolah kehilangan "rumah" politiknya.
"Artinya kalau sekarang kita bicara mengenai partai-partai yang tadinya melamar Jokowi, eh nanti dulu sekarang. Buat Pak Jokowi memang tidak ada yang tersisa, selain PSI," tegas Yunarto.
Pada akhirnya, apa yang sedang terjadi pada Jokowi adalah proses penyadaran diri terhadap kenyataan politik yang sesungguhnya.
Ia dipaksa berhadapan langsung dengan fakta bahwa pengaruhnya tidak lagi sekuat dulu.
"(Jokowi) akhirnya melihat sebuah realitas politik di balik sebuah ilusinya yang memang enggak menapak lah kemarin-kemarin," pungkas Yunarto.
Tag
Berita Terkait
-
Farhat Abbas Semprot Roy Suryo Cs Soal Ijazah Palsu Jokowi: Kicauan Bebek-Bebek Desa!
-
Tantang Balik Roy Suryo, Ade Armando: Anda Lihat dari Mana Ijazah Jokowi Palsu?
-
Presiden Prabowo Subianto Resmikan 80 Ribu Kopdes Merah Putih, LPDB Siapkan Dukungan Pembiayaan
-
Heboh Tudingan Prabowo, Cuitan Lawas Akun Gerindra 'Pembuat Hoax Terbaik Adalah Penguasa' Viral Lagi
-
Disindir Pura-pura Sakit Tapi Bisa ke Kongres PSI, Pengacara Jokowi Tawarkan Polisi Datang ke Solo?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya
-
Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid
-
Terungkap di Rekonstruksi! Ini Ucapan Pilu Suami Setelah Kelaminnya Dipotong Istri di Jakbar
-
Kena 'PHP' Pemerintah? KPK Bongkar Janji Palsu Pencabutan Izin Tambang Raja Ampat
-
Ketua DPD RI Serahkan Bantuan Alsintan dan Benih Jagung, Dorong Ketahanan Pangan di Padang Jaya
-
KPK Ungkap Arso Sadewo Beri SGD 500 Ribu ke Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso
-
KPK Tahan Komisaris Utama PT IAE Arso Sadewo Terkait Dugaan Korupsi Jual Beli Gas PGN
-
Alasan Kesehatan, Hakim Kabulkan Permohonan Anak Riza Chalid untuk Pindah Tahanan
-
Pelaku Pembakaran Istri di Jatinegara Tertangkap Setelah Buron Seminggu!
-
Anak Buah Nadiem Ikut Kembalikan Uang Korupsi Laptop Rp10 Miliar, Kejagung: Bukan Cuma dari Vendor