Suara.com - Bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menyoroti dampak serius dari dominasi gawai terhadap kehidupan anak-anak Indonesia.
Menangapi isu tersebut, Jasra mempertanyakan peran negara dalam melindungi anak-anak dari ancaman dunia digital yang kian membatasi ruang gerak dan tumbuh kembang mereka.
“Sejatinya dunia anak adalah dunia gerak, bermain, belajar dan penuh apresiasi. Bukan berdiam dalam peraduan digital,” kata Jasra dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Rabu (23/7/2025).
Namun, Jasra menggarisbawahi bahwa gerakan untuk melawan dominasi gadget tidak cukup hanya dalam bentuk simbolik. Menurutnya, perlu ada gerakan masif yang mendorong anak-anak keluar dari ketergantungan digital, melalui rekayasa sosial dan desain kawasan yang mengutamakan ruang gerak anak sejak dini.
“Memang kungkungan gawai, benar-benar harus dilawan dengan gerakan menguranginya, yang tegas dan kuat," ujar Jasra.
Jasra juga menyinggung video-video dari Cina yang memperlihatkan cara negara tersebut mendorong anak-anak keluar dari dunia digital. Tayangan yang menggambarkan ribuan anak mengikuti gerakan guru secara serempak, hingga balita yang tangkas melewati berbagai halang rintang, menurutnya menjadi oase yang menjawab keresahan orang tua di Indonesia.
“Pemandangan video-video tersebut sangat menggoda dan memanjakan mata kita semua. Di dalam hati bersemayam apakah di Indonesia bisa melaksanakan hal tersebut, mengeluarkan anak-anak dari peraduan digitalnya,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa akibat terlalu lama terpapar gawai, banyak anak mengalami keterlambatan berbicara dan bersosialisasi. Dampaknya bisa sangat merugikan ketika anak memasuki fase kemandirian, bahkan bisa menjadi persoalan kejiwaan, fisik, sensorik, dan psikomotorik di masa depan.
“Kita pernah mencoba, dengan barak militer, dengan APH menjemput langsung anak-anak dari rumah untuk keluar dari peraduan digitalnya. Itu bagaikan mewakili suara hati kecil para orang tua yang tak mampu melakukannya, karena penerjemahan kasih sayang yang katanya terlalu berlebihan,” ungkap Jasra.
Baca Juga: Bongkar Taktik 'Parcok' di Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ungkit Kasus Jessica Wongso, Mengapa?
Lebih lanjut, Jasra mengajak semua pihak untuk melihat kembali urgensi penyelamatan generasi dari pengaruh dunia digital yang berlebihan, dan mengembalikan dunia anak sebagai ruang gerak nyata yang sehat dan membebaskan.
Berita Terkait
-
Bongkar Taktik 'Parcok' di Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ungkit Kasus Jessica Wongso, Mengapa?
-
Sebut Tom Lembong Salah Pilih Keberpihakan, Feri Amsari: Coba Dekat Kekuasan Pasti Aman
-
Rismon Klaim Dokter Tifa Punya Bukti Baru soal Ijazah Palsu Jokowi: Bahaya bisa Timbulkan Chaos!
-
Tak Gentar jika Tersangka? Rismon Sianipar Pasang Badan: Lawan Jokowi Harus Terima Risiko
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
Praperadilan Ditolak, Kuasa Hukum Delpedro: Ini Kriminalisasi, Hakim Abaikan Putusan MK
-
Pramono Anung Pastikan Tarif TransJakarta Naik, Janjikan Fasilitas Bakal Ditingkatkan
-
KPK Pastikan Korupsi Whoosh Masuk Penyelidikan, Dugaan Mark Up Gila-gilaan 3 Kali Lipat Diusut!