Suara.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), kembali membuka Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Rusia. Langkah ini diambil untuk meningkatkan jumlah penutur Bahasa Indonesia, yang kini telah ditetapkan menjadi bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO.
Sebanyak 149 peserta BIPA dari berbagai kalangan di Rusia akan mengikuti program pembelajaran secara daring, mulai dari level BIPA 1 hingga BIPA 6, hingga akhir tahun 2025.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dalam keterangan resminya di Jakarta pada Rabu (23/7/2025), menekankan pentingnya peran strategis Bahasa Indonesia di kancah internasional. Dikutip via Antara, Abdul Mu'ti mengatakan, "Bahasa Indonesia kini menjadi salah satu bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Melalui Program BIPA, kita berharap makin banyak warga negara asing yang mengenal Indonesia melalui bahasanya, sehingga nantinya akan bermanfaat untuk kepentingan pariwisata, ekonomi, budaya, dan diplomasi."
Mendikdasmen juga mengajak masyarakat untuk terus membangun semangat Trigatra Bangun Bahasa, yaitu utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Ia berharap BIPA dapat menjadi wadah strategis untuk mempererat hubungan Indonesia dan Rusia yang telah terjalin erat sejak era Presiden Soekarno. Abdul Mu'ti menambahkan, "Dengan penguasaan Bahasa Indonesia oleh warga Rusia dan sebaliknya, kita dapat memperkuat fondasi hubungan persahabatan kedua negara yang kaya akan sejarah dan budaya."
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, mengemukakan pentingnya keberlanjutan Program BIPA sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membuat Bahasa Indonesia mendunia. Menurutnya, minat belajar Bahasa Indonesia terus tumbuh secara global. Sejak tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan penuh melalui fasilitasi penyediaan pengajar dan materi ajar BIPA.
Hingga Juni 2025, sebanyak 2.213 penugasan pengajar telah dilakukan untuk memfasilitasi lebih dari 200 ribu peserta pada 772 lembaga BIPA yang tersebar di 57 negara. Hafidz menjelaskan, "Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupakan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 dan diperkuat melalui Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014. Fasilitasi Program BIPA kini dilakukan melalui tiga skema penugasan pengajar, yaitu penugasan pengajar dari Indonesia untuk pembelajaran secara luring (tatap muka), penugasan pengajar dari Indonesia untuk pembelajaran secara daring, dan penugasan pengajar lokal."
Pengembangan Program BIPA untuk KBRI Moskow sendiri telah dilaksanakan pada periode 2017-2020 untuk memfasilitasi lembaga penyelenggara Program BIPA di Rusia, meliputi KBRI Moskow, Lomonosov Moscow State University, dan Kazan Federal University. Kini, dengan dukungan tujuh pengajar BIPA yang akan mengajar secara daring, kelas BIPA di KBRI Moskow dibuka kembali untuk periode 21 Juli hingga 31 Desember 2025.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares, mengapresiasi seluruh peserta yang telah menunjukkan minat besar terhadap Bahasa Indonesia. Jose menyatakan, "Saya menghargai semangat para siswa. Belajar bahasa Indonesia adalah langkah awal yang penting dalam mempererat hubungan Indonesia dan Rusia. Terima kasih kepada Kemendikdasmen, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan semua pihak atas dukungan berkelanjutan untuk program ini. Kita semua sedang membangun jembatan persahabatan antara Indonesia dan Rusia."
Acara pembukaan program ini dipandu menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Rusia oleh pelajar BIPA dari Rusia yang telah fasih berbahasa Indonesia.
Baca Juga: Pertunjukan Akrobatik Cirque de Luna dari Rusia Hadir di Resinda Park Mall
Berita Terkait
-
Jalan Terjal Satria Kumbara Jika Ingin Pulang dari Rusia Menurut Menkumham, Bisa Jadi WNI Lagi?
-
Eks TNI AL Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kini Menangis Minta Pulang! Respon TNI AL Menohok
-
Eks Anggota TNI Ingin Kembali ke RI Usai Jadi Tentara Bayaran Rusia, DPR: Cek Dulu Status WNI-nya!
-
Satria Kumbara Nangis Minta Pulang, Dulu Sesumbar Bangga Jadi Tentara Bayaran Rusia
-
DPR Respons Eks Marinir Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang: Jangan Cuma Kasihan, Ini Wibawa Negara
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan