Suara.com - Universitas Columbia yang bergengsi di Amerika Serikat telah menghukum hampir 80 mahasiswa. Mereka adalah yang terlibat dalam protes terhadap perang Israel di Gaza.
Sanksi yang diberikan Universitas Columbia kepada mahasiswanya tersebut berupa pengusiran, skorsing satu hingga tiga tahun, dan pencabutan gelar.
Tindakan disiplin ini menyusul serangkaian demonstrasi di kampus, termasuk pendudukan Perpustakaan Butler yang dipimpin mahasiswa selama ujian akhir pada 7 Mei 2025.
Universitas menyatakan bahwa gangguan di Perpustakaan Butler, memengaruhi ratusan mahasiswa dan selanjutnya menyebabkan penangguhan sementara peserta Columbia.
"Institusi kita harus fokus pada pemenuhan misi akademisnya bagi komunitas kita. Dan untuk menciptakan komunitas akademis yang berkembang, harus ada rasa hormat terhadap satu sama lain dan terhadap pekerjaan, kebijakan, serta aturan fundamental institusi," demikian pernyataan dari pihak Universitas Colombia seperti dalam laporan Al Jazeera pada Rabu, 23 Juli 2025.
"Gangguan terhadap kegiatan akademik merupakan pelanggaran terhadap kebijakan dan Aturan Universitas, dan pelanggaran tersebut tentu akan menimbulkan konsekuensi," imbuhnya.
NYPD atau Departemen Kepolisian Kota New York telah menangkap 78 orang pada hari itu.
Protes tersebut merupakan bagian dari seruan agar universitas tersebut menarik investasinya dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan militer Israel, memutus semua hubungan keuangan dengan Israel dan menyatakan solidaritas dengan warga Palestina di tengah perang yang terus berlanjut di Gaza.
Tindakan disiplin massal, yang digambarkan sebagai yang terbesar dalam sejarah Columbia. Hal ini telah memicu reaksi keras dari kelompok kebebasan sipil dan sesama mahasiswa.
Baca Juga: SBY Sebut Dunia di Ambang Malapetaka, Nasib Bumi Kini di Tangan 5 'Strong Men' Ini
Para kelompok tersebut berpendapat, tindakan keras tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menekan aktivisme pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat.
Surat kabar mahasiswa Universitas, Columbia Spectator, melaporkan bahwa mayoritas mahasiswa menerima skorsing selama dua tahun.
Para mahasiswa dilaporkan telah diminta untuk meminta maaf kepada pihak universitas sebelum mereka diizinkan kembali ke kampus.
Awal tahun ini, pemerintahan Trump mengumumkan akan menahan dana sekitar 400 juta dollar atau Rp6,5 miliar untuk Universitas Columbia. Alasannya karena dugaan kegagalan institusi tersebut dalam menangani anti Semitisme di tengah protes pro Palestina di kampus.
Langkah tersebut mendorong Columbia untuk mengabulkan sejumlah tuntutan yang diajukan pemerintah sebagai imbalan negosiasi untuk memulihkan pendanaannya.
Di antara konsesi lainnya, universitas setuju untuk melarang penggunaan masker. Mereka juga memberi wewenang khusus kepada 36 petugas polisi kampus untuk menangkap mahasiswa.
Berita Terkait
-
Israel Serang Kembali Gaza Pakai Tank, 65 Orang Tewas
-
Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik
-
Parkiran Mal Jadi Bunker: Kisah Warga Tel Aviv Bertahan dari Serangan Rudal Iran
-
Israel Serang Tenda Pengungsi di Jalur Gaza, Puluhan Warga Tewas
-
Perang Iran-Israel Picu Krisis Global: Indonesia Siap-Siap BBM Naik?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Belanda Larang Dua Menteri Israel Masuk Zona Schengen
-
Nasib WNI di Tengah Kerusuhan Nepal yang Memanas, Ini Penjelasan Kemlu
-
6 Poin Pertemuan Empat Mata Prabowo dan Dasco, Salah Satunya 'Era Baru DPR'
-
Anak Gajah 'Tari' Ditemukan Mati Mendadak di Tesso Nilo, Penyebab Masih Misterius
-
Polisi Cikarang Utara Bikin Heboh Minta Warga Lepaskan Maling Motor, Kapolres Bekasi Minta Maaf
-
CEK FAKTA: DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025, Benarkah?
-
Jenguk Delpedro di Polda Metro Jaya, Bivitri Sebut Penangkapan Upaya Bungkam Kritik
-
Nepal Mencekam: 20 Tewas dan PM Mundur, Sekjen PBB Antonio Guterres Turun Tangan
-
Baleg DPR Tegaskan Kehati-hatian dalam RUU Perampasan Aset, Ogah Bahas Seperti Bikin Pisang Goreng
-
Pramono Anung Bantah Isu Tarif Parkir Jakarta Naik Jadi Rp30 Ribu/Jam: Itu Hoaks!