Suara.com - Tabir misteri kematian diplomat Kementerian Luar Neger (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, perlahan mulai tersingkap.
Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol (Purn) Drs. Arief Wicaksono Sudiutomo, mengungkap dua fakta baru yang krusial.
Pertama motif kematian mengarah pada isu "privasi" dan hilangnya ponsel korban yang kini menjadi "kotak hitam" paling dicari dalam kasus ini.
Menurut Arief Wicaksono, ponsel milik Arya Daru menjadi pusat teka-teki. Jejak digital terakhir korban terlacak di Mal Grand Indonesia sekitar pukul 21:00 WIB pada malam kejadian, 7 Juli 2025. Ini adalah momen kritis, di mana korban biasanya rutin menghubungi keluarganya di Yogyakarta.
"Kemudian tahu-tahu telepon beliau tuh jam 21.00 itu off tidak tahu sebabnya kenapa dan penyidik juga ketika mendatangi TKP di kamar kosan kalau enggak salah kamar 105 tidak menemukan ponsel," ungkap Arief dikutip dari Youtube KompasTV.
Ponsel dengan nomor yang berakhiran 9150 itu mati mendadak dan lenyap tanpa jejak. Tidak aktifnya gawai inilah yang menjadi pemicu kepanikan sang istri, yang kemudian mendesak penjaga kos untuk memeriksa kamar suaminya.
"Nah, itulah yang membuat istri sangat berkeinginan untuk mendesak penjaga kosan untuk mengecek apa yang terjadi dengan suaminya yang sedang ada di kosan. Jadi sampai sekarang ponsel itu belum ditemukan," jelas Arief.
Penyidik telah memetakan jejak digital korban di tiga lokasi kunci yaitu tempat kerja, Mal Grand Indonesia, dan kamar kos, dan mencocokkannya dengan rekaman CCTV dan HP korban. Hasilnya pukul 21.00, HP Arya Daru off dan HP itu belum ditemukan hingga saat ini.
Fakta kedua yang diungkap Arief adalah soal motif. Penyebab kematian Arya Daru dipastikan karena kehabisan napas.
Baca Juga: Bukan Panggilan Biasa: Analisa Tajam Reza Indragiri Soal Telepon Bertubi-tubi Istri Arya Daru
"Kalau sebab kematian Arya Daru adalah karena kehabisan nafas. Kehabisan nafas yaitu kepala korban ditutupi plastik sebelum ditutupi lakban," tegas Arief.
Menurutnya, kematian Arya Daru ini berkaitan erat dengan motif yang sangat personal. Kompolnas menyerahkan pendalaman motif ini sepenuhnya kepada penyidik, namun memberikan sebuah kata kunci yang signifikan.
"Nah, motif ini karena menyangkut privasi korban dengan keluarga, kami serahkan kepada penyidik ya karena itu menjadi ranah daripada penyidik di Krimum Polda Metro Jaya," ujarnya.
Berita Terkait
-
Bukan Panggilan Biasa: Analisa Tajam Reza Indragiri Soal Telepon Bertubi-tubi Istri Arya Daru
-
Review Poco F7: HP dengan Snapdragon 8s Gen 4 dan Storage 512GB Super Lega
-
Infinix Hot 60 Pro Resmi, HP Murah dengan MediaTek Helio G200 Pertama di Indonesia
-
5 HP Samsung RAM 8 GB Dibawah Rp 2 Juta Terbaik Bulan Juli 2025: Kamera Jernih, Chipset Canggih!
-
Oppo Reno 14 Pro 5G Resmi Hadir, Bawa Desain Premium ala Flagship
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Dasco Sambangi Prabowo di Istana, Lapor Perkembangan Terkini di Tanah Air hingga Keputusan DPR
-
Sejarah Nepal: Dari Kerajaan Kuno Hingga Republik Modern
-
Parah! PNS Bawaslu NTB Gelapkan Belasan Mobil Operasional, Apa Motif dan Modusnya?
-
Legislator Golkar Beri Tantangan Menkeu Purbaya: Buat Kejutan Positif, Jangan Bikin Pusing Lagi
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Cairkan Bansos Rp 7 Juta per NIK, Benarkah?
-
Ferry Irwandi: TNI-Polri Harus Lindungi Rakyat
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji, Ngaku Jadi Korban Ibnu Mas'ud, Kok Bisa?
-
5 Buronan Kakap Sri Lanka Terciduk usai Ngumpet di Kebon Jeruk Jakbar, Kasus-kasusnya Ngeri!
-
Legislator PDIP Beri Sindiran ke Menkeu Purbaya: Dua Hari Jabat, Dua Hari Jadi Orang Paling Viral