Suara.com - Sebuah surat edaran mendarat di tangan para wali murid Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, membawa pesan yang sekilas tampak mulia, sebuah ajakan untuk melakukan sumbangan sukarela.
Namun, saat mata mereka menelusuri isi surat, kening pun berkerut. Kata sukarela itu terasa janggal, karena di bawahnya tertera pilihan nominal yang sudah ditentukan, mencapai angka fantastis hingga Rp3 juta.
Surat ini bukan lagi sekadar ajakan, melainkan sebuah tagihan terselubung yang memicu kegelisahan dan perlawanan.
Kegaduhan ini akhirnya menemukan jalannya ke telinga orang nomor satu di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi.
Alih-alih memberikan respons normatif, ia justru membongkar logika terbalik di balik praktik ini, mempertanyakan sebuah simpul masalah yang seringkali menjadi duri dalam daging dunia pendidikan.
Bagi para orang tua siswa, ini adalah dilema yang memusingkan. Seorang wali murid yang memilih bungkam identitasnya, dengan tegas menolak untuk mengisi surat pernyataan tersebut.
"Saya belum bayar karena menolak mengisi surat pernyataan yang mencantumkan nominal sumbangan. Katanya sukarela, tapi kenapa nilainya ditentukan?" ujarnya.
Kecurigaan semakin dalam saat ia mengingat pungutan sebelumnya untuk pembangunan boarding school sebesar Rp3,5 juta yang pertanggungjawabannya terasa buram.
Ia tidak sendirian, orang tua lain mengeluhkan beban yang sama, di mana sumbangan itu disebut untuk menalangi 20 program sekolah yang tak ter-cover dana BOS.
Baca Juga: Diprotes Gegara Larangan Study Tour, Dedi Mulyadi Beri Saran Naikkan Pariwisata
"Kalau dihitung, rata-rata sekitar Rp200 ribu per bulan. Ini cukup memberatkan," ujar wali murid lainnya. Ini adalah potret nyata di lapangan, di mana kata "sukarela" kehilangan maknanya.
Dedi Mulyadi, yang mengaku terus-menerus menerima laporan ini, langsung membedah argumen pihak sekolah.
Ia paham bahwa MAN secara administratif berada di bawah Kementerian Agama. Namun, ia menusuk langsung ke jantung persoalan sumber pendanaan.
"Saya sebagai gubernur perlu sampaikan, bahwa BOS MAN dan SMA Negeri sama, juga BPMU sama," tutur Dedi, menyoroti fakta bahwa dana yang mengalir ke kedua jenis sekolah itu berasal dari sumber yang sama dengan nilai yang setara.
Dari sanalah, ia melontarkan pertanyaan maut yang membungkam banyak pihak.
"Namun pertanyaannya adalah mengapa kalau di SMA Negeri tidak ada pungutan, tapi MAN ada pungutan?" tanyanya retoris.
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Soroti Siswi yang Berhenti Sekolah di Labusel, Singgung Larangan Study Tour
-
Dicap Ego 'Superman', JPPI Ungkap 5 'Dosa' Dedi Mulyadi Imbas Atur Sendiri soal Pendidikan di Jabar
-
Dana BOS Sama, Tapi Masih Pungut Biaya? Dedi Mulyadi Pertanyakan Alasan MAN 1 Cianjur
-
Ambu Anne Klarifikasi Absen Nikahan Anak Dedi Mulyadi, Ngaku Tak Dapat Undangan
-
Nama Dedi Mulyadi Terseret, Polisi Akhirnya Jawab Teka-teki Keberadaannya di Pesta Rakyat Maut Garut
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?