Suara.com - Sebuah aksi pembuatan konten yang seharusnya menjadi kenangan digital berujung pada tragedi memilukan di pinggir rel Jalur Hilir Masaran Kemiri KM 246+8, Dusun Teken, Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah.
Pada Sabtu (26/7/2025) petang, Miza Gani Maulana Firdaus, seorang remaja berusia 21 tahun, harus meregang nyawa setelah tubuhnya tertemper Kereta Api (KA) Jayakarta yang melaju dari Surabaya Gubeng menuju Pasar Senen, Jakarta.
Ironisnya, momen terakhir hidupnya terekam oleh kamera yang dipegang rekannya sendiri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Miza, warga Kliwonan, Masaran, Sragen, sedang beraksi berjalan di tepi rel sambil membawa bendera. Sementara itu, rekannya, Nanang (19), bertugas merekam aksi tersebut dari kejauhan, kemungkinan besar untuk diunggah ke media sosial.
Aksi yang dirancang untuk menarik perhatian itu justru berakhir fatal.
Kapolsek Kebakkramat, AKP Anggoro Wahyu, yang mewakili Kapolres Karanganyar AKBP Hadi Kristanto, mengonfirmasi kronologi kejadian nahas tersebut.
Insiden terjadi sekitar pukul 17.23 WIB, di mana korban meninggal dunia seketika di lokasi kejadian.
"Korban dievakuasi ke RSUD Karanganyar dan telah diserahkan ke pihak keluarga," kata AKP Anggoro.
Tubuh korban dilaporkan terpental hingga sejauh lima meter akibat kerasnya benturan.
Baca Juga: Profil Camat Padang Tiji yang Viral Usai Dituduh Selingkuh di Mobil Dinas
Kejadian ini menyisakan trauma mendalam bagi Nanang, saksi kunci sekaligus rekan korban, yang hingga kini masih dalam kondisi shock dan belum dapat dimintai keterangan lebih lanjut oleh pihak berwenang.
Bukan Sekadar Kecelakaan, Tapi Gejala Kelalaian yang Berulang
Pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta turut angkat bicara.
Manager Humas Daop 6, Feni Novida Saragih, menegaskan bahwa prosedur keselamatan telah dijalankan oleh masinis.
"Saat kereta melintas korban berada di jalur KA. KA Jayakarta sudah membunyikan bel atau klakson, namun korban tidak menjauh sehingga terjadi temperan," jelasnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi akar masalah dari banyak kecelakaan serupa: human error atau kelalaian manusia.
Kasus di Karanganyar bukanlah insiden tunggal. Fenomena warga, terutama anak muda, yang beraktivitas berbahaya di sekitar rel kereta api untuk berbagai alasan—mulai dari mencari jalan pintas, tempat nongkrong, hingga membuat konten—terus terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Fokus yang terlampau dalam pada layar gawai atau lensa kamera menciptakan sebuah 'terowongan persepsi'. Individu menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar, termasuk pada bahaya yang jelas-jelas ada seperti kereta api yang mendekat.
Suara klakson atau bel lokomotif yang sangat keras seringkali diabaikan karena terdistraksi oleh aktivitas yang sedang dilakukan.
Keinginan untuk mendapatkan gambar atau video yang sempurna mengalahkan naluri dasar untuk bertahan hidup.
Jebakan Fatal di Area Terlarang
Secara hukum, area rel kereta api bukanlah ruang publik untuk beraktivitas.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian secara tegas melarang orang berada di ruang manfaat jalur kereta api, menyeret, atau menggerakkan barang di atasnya.
Pelanggaran terhadap aturan ini bukan hanya berisiko denda atau pidana, tetapi juga mengancam nyawa.
Kereta api adalah moda transportasi yang memiliki karakteristik khusus: tidak bisa berhenti mendadak.
Dengan bobot ribuan ton dan kecepatan tinggi, kereta memerlukan jarak pengereman yang sangat panjang, bisa mencapai ratusan meter.
Anggapan bahwa masinis bisa 'mengerem' saat melihat ada orang di rel adalah sebuah miskonsepsi yang fatal.
Oleh karena itu, satu-satunya langkah pencegahan yang efektif adalah kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk tidak pernah menjadikan rel kereta api sebagai lokasi bermain atau berkreasi.
Tragedi yang menimpa Miza menjadi pengingat pahit bahwa beberapa detik validasi di dunia maya tidak sebanding dengan nyawa yang hilang sia-sia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
Terkini
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Jusuf Kalla: Memang Perlu Ada Perubahan, Kesejahteraan hingga Keadilan
-
Mendadak Menkeu Purbaya Disebut Punya Kecerdasan seperti BJ Habibie Gara-gara Ini
-
Dikritik Tak Turun Saat Rusuh, Gubernur Pramono: Saya Mantan Demonstran, Tak Mau Ambil Panggung
-
Terungkap! Ini Alasan Prabowo Rahasiakan Sosok Menko Polhukam Definitif Pengganti Budi Gunawan
-
JK Ungkap Dua Masalah Perjanjian Damai Helsinki yang Belum Tuntas: Lahan dan Bendera Aceh
-
TNI AL Pesan 2 Kapal Selam Scorpene Prancis, Pertimbangkan Beli Unit Tambahan dari China
-
Dinilai Kejahatan Serius, Kubu OC Kaligis Bongkar Dugaan Tambang Ilegal di Haltim
-
Lisa Mariana Soal Aliran Dana dari RK: Waktu Itu Beliau Masih Menjabat, Saya Pikir Banyak Uang
-
KKP Siapkan 17 'Harta Karun' untuk Selamatkan Bumi dan Ekonomi
-
Tangis Lisa Mariana Pecah di Bareskrim, Klaim Anaknya Ada Kemiripan DNA dengan Ridwan Kamil