Suara.com - Di tengah riuh pro dan kontra mengenai keputusan pemerintah memberikan abolisi kepada Tom Lembong, budayawan Sabrang Mowo Damar Panuluh (Sabrang MDP) muncul dengan perspektif yang unik dan menohok.
Alih-alih ikut melayangkan kritik tajam, ia justru mengajak publik untuk bersyukur dan mengapresiasi langkah tersebut, sembari menyisipkan analogi dari anime populer, One Piece.
Menurut Sabrang, keputusan yang terkesan kontroversial ini sebenarnya adalah sinyal positif yang menunjukkan adanya "orang baik" yang berjuang dari dalam lingkar kekuasaan. Ia memandang langkah ini sebagai sebuah kemenangan kecil yang patut dihargai, bukan dicaci maki.
Analogi 'Marine Ford': Ada Pahlawan 'Koby' di Tengah 'Akainu'
Untuk memudahkan pemahaman publik, terutama kalangan muda, Sabrang menggunakan metafora yang akrab bagi penggemar serial One Piece.
Ia menggambarkan struktur pemerintahan saat ini layaknya "Marine Ford," markas besar Angkatan Laut dalam anime tersebut. Di dalam institusi raksasa itu, tidak semuanya berisi tokoh antagonis seperti Laksamana "Akainu" yang kaku dan tanpa kompromi.
Sabrang meyakini, ada pula sosok-sosok idealis seperti "Koby" atau bahkan "Garp" yang memiliki nurani dan berupaya membawa perubahan dari dalam sistem. Abolisi untuk Tom Lembong, menurutnya, adalah buah dari perjuangan "faksi baik" di internal pemerintah.
"Pembebasan Tom Lembong menunjukkan adanya tokoh di 'Marine Ford' (pemerintah) yang berbuat sesuatu," ujar Sabrang.
Ia menegaskan bahwa langkah ini tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari pertarungan gagasan di balik layar oleh pihak-pihal yang tidak sepakat dengan penanganan kasus Tom Lembong sebelumnya.
Baca Juga: Geger Bendera One Piece: Pemerintah Lebay? Gus Dur Dulu Santai Soal Bintang Kejora!
Apresiasi Langkah Optimal, Bukan Kemenangan Absolut
Lebih lanjut, Sabrang menekankan bahwa dalam realitas politik yang kompleks, sebuah kemenangan absolut jarang terjadi.
Abolisi ini, baginya, adalah langkah paling optimal yang bisa diambil pemerintah saat ini dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk stabilitas politik dan landasan hukum.
Yang terpenting, menurutnya, adalah pengakuan implisit dari pemerintah atas kesalahan di masa lalu.
"Ini perlu dihargai sebagai satu langkah ke depan. Abolisi berarti ada pengakuan kesalahan," jelasnya. Dengan memberikan apresiasi, publik dinilai dapat memberikan insentif bagi pemerintah untuk tidak ragu mengambil langkah korektif serupa di masa depan.
Pesan Menohok untuk Publik: Jangan Jadi 'Pengamen yang Marah'
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Terkini
-
Makin Beringas! Debt Collector Rampas Mobil Sopir Taksol usai Antar Jemaah Umrah ke Bandara Soetta
-
Dari Logo Jokowi ke Gerindra: 5 Fakta Manuver Politik 'Tingkat Dewa' Ketum Projo Budi Arie
-
Said Abdullah PDIP Anggap Projo Merapat ke Prabowo Strategi Politik Biasa, Ada 'Boncengan' Gibran?
-
7 Fakta Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Harta Cuma Rp4,8 Miliar
-
Menerka Siasat Budi Arie: Projo 'Buang' Muka Jokowi, Merapat ke Prabowo Demi Nikmat Kekuasaan?
-
Ancaman Banjir di Depan Mata, Begini Kesiapan Pemprov DKI Hadapi Cuaca Ekstrem hingga Februari 2026
-
Budi Arie Pilih Merapat ke Gerindra, Refly Harun: Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi, Hanya Kepentingan!
-
Tinjau Tanggul Baswedan yang Ambruk, Pramono Janji Buatkan Baru Dengan Tinggi 40 Meter
-
Tiba di Stasiun Manggarai, Prabowo Jajal KRL Baru dari China dan Tinjau Kereta Khusus Petani
-
Heboh Projo Gabung ke Gerindra, Hensa Curiga Settingan Jokowi Langgengkan 2 Periode Prabowo-Gibran