Suara.com - Vokalis dan keyboardist Band Letto, Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto ikut buka suara soal viralnya pengibaran bendera anime One Piece yang disandingkan dengan Bendera Merah Putih.
Di bulan kemerdekaan Indonesia ini, masyarakat dihebohkan dengan adanya bendera One Piece dimana-mana.
Bahkan, fenomena pengibaran bendera One Piece ini langsung dikaitkan dengan politik di Indonesia.
Ada pihak yang mengatakan bahwa bendera tersebut bentuk dari memecah belah bangsa, karena dapat memicu perpecahan.
Namun di mata Sabrang justru jauh dari kata memecah belah bangsa dan negara.
Menurutnya bendera One Piece tersebut hanyalah simbol keresahan masyarakat
“Saya paham dan lucu melihat Gen Z menyampaikan keresahannya itu dengan simbol-simbol yang dialami sebelumnya,” ujar Sabrang, dikutip dari youtubenya, Selasa (5/8/25).
“Dan mencoba memahami situasi dengan cerita-cerita, ada yang ngomong Wano Ark, ada yang ngomong wah ini Kaido sama Big Mama sudah bergabung ini, haha, ada teori-teori kayak gitu, menarik menyenangkan,” tambahnya.
Sabrang kemudian menunjukkan pola pikir sederhananya, bahwa kini masyarakat tengah resah dan belum tahu penyebab pastinya.
Baca Juga: Geger Kibar Bendera One Piece Dituding Makar, Andreas Pareira Membela: Ini Protes Diam Masyarakat
“Tapi jangan dilihat terlalu jauh dulu, saya melihat sederhananya gini kok, badan itu punya mekanisme kalau terluka itu mengeluarkan rasa sakit. Rasa sakit itu tidak enak. Misalnya kakinya kena paku, uh sakitnya nggak karuan. Otaknya setahu saya manusia tidak akan kemudian menghardik kakinya ‘hei jangan sakit’. Enggak kayak gitu, tapi kemudian cari cara untuk menyembuhkannya,” urai Sabrang.
“Saya melihat pola itu terjadi dalam masyarakat saat ini. Jadi terjadi keresahan, terjadi emergensi,” sambungnya.
Sabrang meyakini bahwa fenomena pengibaran bendera One Piece pertama kali hanya didasari sebagai bentuk ekspresi saja.
“Inikan nggak tahu ya siapa yang memberi ide awal-awal ya, munculnya dari mana sehingga bisa kita sebut sebagai emergensi,” ungkapnya.
“Tapi saya yakin ini sebenarnya dari keresahan yang butuh ekspresi. Karena ini jadi seperti sakit yang sedang berteriak, tanpa tahu sebabnya,” sambungnya.
Menurut Sabrang, masyarakat yang kini mulai resah menghadapi keadaan belum paham betul akan lari kemana untuk menghilangkan rasa resahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029