Suara.com - Fenomena pengibaran bendera One Piece di Indonesia menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, ternyata tak hanya mengundang polemik, pelarangan, hingga razia saja, melainkan perhatian media-media internasional.
Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, bendera anime One Piece bergambar tengkorak bertopi jerami yang justru berkibar di sejumlah tempat, bahkan memicu perdebatan sengit di level elite politik.
Tentu saja fenomena ini tak hanya menjadi perbincangan hangat di dalam negeri, tetapi juga sukses menarik perhatian media internasional.
Gelombang kontroversi meledak ketika politisi senior angkat bicara.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Firman Soebagyo, melontarkan tudingan keras, menyebut pengibaran bendera bajak laut dari kapal Monkey D Luffy itu bisa mengarah pada tindakan subversif alias makar yang berbahaya bagi negara.
Menurut Firman, fenomena ini adalah cerminan kemerosotan ideologi dan sebuah provokasi nyata.
"Karenanya, ini bagian daripada makar, mungkin malah seperti itu. Nah, enggak boleh. Ini harus ditindak tegas," kata Firman, Kamis (31/7) pekan lalu.
Ancaman tak berhenti di situ. Menko Polhukam Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, menegaskan ada konsekuensi hukum serius bagi tindakan tersebut.
Mengutip Undang-Undang, ia mengingatkan bahwa kehormatan simbol negara adalah harga mati.
Baca Juga: Mahasiswa UNM Makassar Demo, Kibarkan Bendera One Piece
"Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 24 ayat (1) menyebutkan: Setiap orang dilarang mengibarkan Bendera Negara di bawah bendera atau lambang apa pun. Ini adalah upaya kita untuk melindungi martabat dan simbol negara," kata Budi Gunawan dalam keterangan resmi, Jumat (1/8).
Ia menyebut fenomena ini sebagai provokasi yang merendahkan marwah bendera perjuangan.
"Pemerintah akan mengambil tindakan hukum, secara tegas dan terukur, bila ada unsur kesengajaan serta provokasi. Ini demi memastikan ketertiban dan kewibawaan simbol-simbol negara."
Disorot Media Asing Sebagai "Simbol Perlawanan"
Polemik ini dengan cepat melintasi batas negara.
Media berbasis di Malaysia yakni Malay Mail, dan Hong Kong seperti South China Morning Post (SCMP), menyoroti keunikan situasi di Indonesia.
Bagi media-media internasional, pemerintah Indonesia terbilang aneh karena melarang warganya mengibarkan bendera dari anime serta komik populer.
"Kenapa pemerintah Indonesia berencana melarang orang mengibarkan bendera anime populer?" tulis SCMP dalam laporannya berjudul Indonesians fly anime pirate flag in Independence Day protest, dikutip Suara.com, Selasa (5/8/2025).
Sementara Malay Lail menuliskan, "Bendera bajak laut yang dikibarkan oleh Bajak Laut Topi Jerami dari anime One Piece viral di Indonesia. Itu semua berawal dari sopir truk yang marah."
SCMP memberikan sudut pandang yang lebih tajam, menggambarkannya sebagai bentuk pembangkangan.
"Ketika Indonesia bersiap merayakan HUT ke-80 kemerdekaannya, simbol perlawanan baru telah muncul. Bukan dari halaman sejarah, tapi dunia anime Jepang. Tahun ini, banyak orang Indonesia memilih mengibarkan bendera bajak laut Jolly Roger dari serial anime Jepang One Piece, sebagai aksi pembangkangan."
Suara Berbeda dari Istana dan Aktivis HAM
Di tengah panasnya tudingan "makar", suara berbeda datang dari lingkaran Istana.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, memandang fenomena ini dari kacamata kreativitas dan kebebasan berekspresi.
"Sebagai sebuah ekspresi, kreativitas boleh," kata Prasetyo, Senin awal pekan ini.
Tapi, ia tetap memberikan catatan penting.
"Jangan kemudian ini dibawa ke sesuatu yang mengurangi kesakralan kita sebagai bangsa. Apalagi pada momen menjelang 17 Agustus," kata dia lagi.
Pembelaan lebih kuat datang dari Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid.
Ia menilai anggapan makar atau subversif terhadap pengibar bendera One Piece sangat berlebihan dan tidak berdasar. Baginya, ini adalah ekspresi sah yang dilindungi konstitusi.
"Para pejabat publik, apalagi wakil rakyat, seharusnya menilai pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kemerdekaan tiap warga untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya," kata Hamid.
Seharusnya pula, kata dia, negara menjamin hak masyarakat, "bukan malah mencari-cari dalih untuk meredam ekspresi, dengan cara-cara inkonstitusional dan tidak mencerminkan penghormatan pada HAM."
Makna di Balik Simbol Topi Jerami
Bagi jutaan penggemarnya di seluruh dunia, bendera Bajak Laut Topi Jerami bukan sekadar logo fiksi.
Ia adalah simbol perlawanan terhadap tirani dan Pemerintah Dunia yang digambarkan korup.
Tengkorak yang tersenyum dengan topi jerami milik sang kapten, Monkey D Luffy, melambangkan semangat kebebasan, optimisme, dan perjuangan pantang menyerah untuk menggapai mimpi.
Topi jerami itu sendiri adalah warisan dari bajak laut legendaris Shanks, yang mewakili impian dan petualangan. Dengan makna mendalam ini, tak heran jika bendera tersebut diadopsi sebagai simbol ekspresi perlawanan di dunia nyata.
Berita Terkait
-
Mahasiswa UNM Makassar Demo, Kibarkan Bendera One Piece
-
Pengibaran Bendera One Piece Picu Respons Negara, YLBHI: Itu Simbol Keresahan Sosial
-
Andovi da Lopez soal Ironi Bendera One Piece: Bukan Berarti Rakyat Tak Hormati Lambang Negara
-
Bambang Widjojanto : Bendera One Piece di Indonesia Bagian dari Perlawanan Atas Penindasan
-
Bendera One Piece Picu Makar, Tagar 'Gelap' Dibalas Kasar: Pemerintah Anti Kritik?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama
-
Cinta Segitiga Berdarah di Cilincing: Pemuda 19 Tahun Tewas Ditusuk Mantan Pacar Kekasih!
-
Segera Diadili Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sidang Kopda FH dan Serka N Bakal Digelar Terbuka
-
Tragedi Rumah Tangga di Cakung: Suami Bakar Istri dan Kontrakan Ditangkap Usai Kabur 3 Hari
-
Tawuran Antar Remaja di Palmerah Pecah, Dua Kantor RW Rusak Akibat Sambitan Batu
-
Gugatan Ijazah Gibran: Tuntutan Mundur Dijawab Peringatan 'Kisruh Ruang Politik
-
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu, Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Kisah Pilu Guru Agama di Usia Senja, 21 Tahun Dedikasi Dibalas Kontrak Paruh Waktu
-
PDIP Resmi Pecat Wahyudin Moridu usai Viral Mau 'Rampok Uang Negara': Tak Bisa Dimaafkan!